Komnas HAM Fokus Dalami Sistem Pengawasan dalam Tragedi Kanjuruhan
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam -Rafi Adhi Pratama/DISWAY.ID-
JAKARTA, RADARTASIK.COM – Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan Komnas HAM fokus dalami sistem pengawasan dalam Tragedi Kanjuruhan.
Komnas HAM menyoroti bagaimana sistem pengawasan dalam tragedi kerusuhan mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa.
Choirul Anam menyebut seharusnya pihak pengawas mengecek dan memastikan keadaan lokasi sebelum dilangsungkannya pertandingan.
"Termasuk juga sistem pengawasan, itu kan ada pengawas yang datang dua hari H-2 yang melihat bagaimana mengecek jalannya pertandingan itu akan berlangsung," katanya kepada awak media.
BACA JUGA:Lulusan Sekolah Kedinasan yang Langsung Jadi PNS
"Itu yang juga penting untuk didalami, itu medkom itu pengawas yang harus mengawasi seluruh persiapan pertandingan. Itu yang juga didalami," lanjutnya dikutip dari DISWAY.ID.
Menurut Choirul Anam, Komnas HAM fokus dalami sistem pengawasan dalam Tragedi Kanjuruhan karena hal tersebut penting didalami. Bagaimana persiapan PSSI dan perangkat terkait sebelum pertandingan berlangsung?
"Karena enggak bisa kasus ini hanya dilihat sepotong-sepotong, ya harus lengkap termasuk juga pengawasan yang dilakukan oleh PSSI, oleh perangkat PSSI atau perangkat Lead yang datang dua hari sebelum hari H, itu juga harus dilihat, nah itu yang sekarang kita sedang dalami," ungkapnya.
"Yang kedua yang juga nggak kalah pentingnya memang manajemen terkait kuota. Manajemen terkait kuota yang ada di stadion itu, itu juga yang menambah konteks dalam melihat peristiwa ini," ungkapnya.
BACA JUGA:Kemendikbudristek Masukan Pakaian Adat Sebagai Seragam Sekolah SD Hingga SMA
Beberapa fakta baru yang ditemukan Komnas HAM terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang termasuk soal situasi kepanikan suporter di pintu keluar stadion setelah penembakan gas air mata.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan tembakan ke arah tribun penonton telah menyebabkan kepanikan luar biasa pada suporter Arema Malang.
Mereka lalu berhamburan berupaya keluar dari jebakan gas air mata yang mulai penuhi tribun penonton.
"Kan kondisi ini terjadi setelah ricuh, apalagi kericuhan itu banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata membuat panik dan lain sebagainya sehingga terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu," katanya kepada awak media, Kamis 6 Oktober 2022 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id