Penyesalan Panggung

Penyesalan Panggung

Duka untuk sepak bola Indonesia, tragedi Kanjuruan jangan terulang lagi.-Ilustrasi: Syaiful Amri-Disway.id-

Iya juga ya, hidup di dunia Disway, seperti hidup di dunia ide dan pemikiran, tanpa batas dan kekang. Bebas. Sedangkan dalam dunia cerbung itu, kita ada merasakan keterikatan, batasan, realita kehidupan manusia di Indonesia sebenarnya. Hmm, mungkin ini yang perlu disentuh oleh media pers baik yang tayang ,maupun yang berita. Karena ada muncul penolakan psikis,rasanyakalo baca berita, atau media tv. Eneg.

omami clan

Jiwa fanatisme saya sudah kadung tumbuh dengan subur terhadap cerbung yang terbit setiap hari dan bersebelahan dengan tulisan Abah, kian lama kian pasti terasa menggelora membacanya, jadi seolah2 berada di dua dunia. Tiap membaca tulisan Abah seakan berada di dunia fatamorgana, tapi saat membaca cerbung kok malah merasa seakan-akan balik ke dunia nyata, saya juga bingung. Setelah tiga hari cerbung tidak terbit, saya mulai merasa terjebak di dunia maya tanpa bisa kembali ke dunia nyata. Tolong Abah injak rem kefanatikan saya, jangan sampai saya terjebak lebih dalam lagi. Entah yang mana yang maya dan siapa yang nyata, paling tidak cerbung itu bisa menjadi pembanding yang baik, tapi bukan barometer untuk mengukur mana yang terbaik.

PryadiSatriana

"Hidup seperti pohon bukanlah hidup. Mobil mogok bukanlah mobil." 'Pohon' dan 'mobil mogok' ndhak bergerak, 'oraisoobah' seperti manusia, yang 'obahowah', 'bergerak membawa perubahan', ada 'progress', ada perubahan ke yang lebih baik, pun mengubah 'yang sudah baik menjadi semakin baik'. Itulah fitrah manusia: "mangayuayuningbawono", 'mempercantik' bumi yang sudah indah. Salam. Rahayu.

Alex Ping

Jadi perumpamaannya mobilnya itu masyarakat, sopirnya itu pemerintahan (yang ngegas dan yang ngerem), kecepatan mobil itu pembangunan (di gas untuk meningkatkan pembangunan). Saat terjadi kecelakaan diperiksa apakah yang salah sopirnya atau kondisi mobilnya yang tidak mumpuni. Apakah mobil yang terguling itu karena remnyablong sehingga menggunakan rem tangan nya? Apakah sopirnya yang terbawa emosi? Tetapi yang pasti mobil itu baru disalip oleh saingannya di rute yang dia kuasai selama 23tahun.

Ghost It Is

Soal pansos, ini peluangnya masih sangat-sangat luas. Ada masalah mengenai kebosanan digital. Selanjutnya, semua hal yang berada pada google trend pasti di jadikan alat pansos karena di anggap relevan. Kdrt, dan kepolisian misal. Iya tetep viral. Meskipun belum tentu dapat uang juga. Atau kalau domain paling mahal, misal seputar xxxx.com. Kebanyakan influencer juga sangat bergantung, sampai kecekik dengan "Search Engine". Jadi. Influecer sedang melakukan cornerring melawan media, dan mereka tidak tau cara membanting trafik. Sampai lupa diri. Bahkan video yang di buat heboh, dan memiliki resolusi 8k, sekaligus seluruh editan rumitnya. Pada beberapa momen masih kalah dengan video 19-30 dengan resolusi HD. Tanpa editan juga.

ErGham

Selama ini, saya mengartikan 'uripikuurup' itu 'hidup itu harus menerangi'. Artinya 'hidup yang memberikan manfaat'. Beda dengan yang diartikan Abah, bahwa 'hidup harus menyala nyala'. Kalau hidup harus menyala nyala, kok kesannya kita jadi cinta dunia ya Abah. 

Budi Utomo

Tafsiran uripikuurup sebagai hidup untuk menerangi juga benar. Karena urup atau nyala terkait dengan api. Api terkait dengan alat penerangan kala Syekh Siti Jenar hidup yang saat itu belum ditemukan listrik. URUP itu bahasa Indonesianya adalah NYALA. Terkait dengan API yang PANAS dan TERANG. 

thamrindahlan

Cinta rela berresiko sengsara / Ibarat buruh merindukan bahagia / Sepak bola sesungguhnya pelipur lara / Hiburan seluruh rakyat indonesia /

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: