Harapan Kanjuruhan

Harapan Kanjuruhan

--

Abah sangat otoritaif untuk menjelaskan soal sepak bola, beserta dengan thekliwernya. Sebab Abah adalah pelaku sejarah dalam dunia sepak bola. Sangat setuju dan sepakat dengan bahasa bola. Dua kata yang sederhana, tapi mengandung berjuta solusi...

thamrindahlan

Lagu sepasang mata bola / Bukan kisah bola tendang / Pahami benar bahasa bola / Agar musibah tak terulang / Salamsalaman

Jimmy Marta

Bahasa bola. Emosi penonton yg mudah terpancing. Solidaritas antar penonton yg begitu tinggi. Melewati batas perbedaan agama, suku dan bendera. Bahasa bola. Gunakan pendekatan psikolgi pengendalian massa. Emosi jangan dilawan sensi. Solidaritasnya jangan dilawan rasa amarah. Mereka akan bersatu tanpa perlu saling kenal, tanpa tanya asal. Bahasa bola. Bisa disikapi dg pendekatan teknologi. Tiket online. One identity one ticket. Pengawasan via cctvyg lebih diperbaiki. Bahasa bola. Saat persepakbolaan sudah menjadi industri, semua yg terlibat harus profesional. Mengerti dan patuh pd aturan main.

RizkyDwinanto

Dugaan saya, abah ada di Senayan tahun 96 atau 97. Semifinal Mitra Surabaya lawan Bandung Raya. Kebetulan saya hadir disana. Mitra ketinggalan 0-1, tidak ada kerusuhan berarti. Hanya riak-riak kecil suporter PSM (pertandingan kedua). Tiba-tiba ada satu tabung gas air mata tidak sengaja terlepas (saya tidak yakin hal itu sengaja atau tidak, tapi beritanya di koran benar-benar ghaib). Stadion semegah Senayan bisa bubar. Pemain bertumbangan, penonton harus keluar stadion untuk mengambil napas. Pertandingan harus dihentikan dan dilanjutkan besoknya. Separah itu efek gas air mata satu tabung. Bandingkan dengan di Kanjuruhan. 

elang cameria

Ada baiknya meniru NFL di Amerika, utk mengurangi ketegangan atau apa di akhir prtandingan biasanya panpel memutar lagu dan semua satu stadion ikut nyanyi gembira, mungkin disini bisa diputarkan dangdut koplo ya, "ojodibandingke "misalnya.

ErGham

Untuk menumbuhkan empati kepada keluarga para korban, ada cara cepat. Pengurus PSSI, panpel, PT LIB, para petugas dapat mencoba masuk ruang tertutup. Lalu dilemparkan gas air mata ke dalam ruang tertutup tersebut. Cukup 15 hitungan saja, lalu keluar. Biar merasakan sedikit 'suasana' saat itu. 

Fra Wijaya

Sudah begitu jelas ada ratusan jiwa yg meninggal tp tak terdengar satu petinggi atau pejabat yg bersangkutan dgn peristiwa itu yg merasa bersalah dan dgnlegowo mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban ke publik,entahpolsek,polres,polda,kapolriataupun ketua PSSI,ini bukan tentang satu atau dua nyawa pak,tp ratusan nyawa,dmn hati nurani panjenengansemua,mosok kalah karoAzrulpak,arekjekwinginane ae weserohisineroh sungkan....kanggo korban kabeh,padangdalanejembarkubureyo lorr,mugo² pengorbanan panjenengansedoyomboten sia²...Aamiin..

SaifudinRohmaqèŕqqqààt

Sore itu di stadion Gelora 10 Nopember. Kompetisi perserikatan divisi utama tahun 1987/1988 diadakan. Langit sore itu mendung. Antusias masyarakat surabaya sangat besar. Semua pecinta bola datang. Apa yang terjadi. Stadion tidak muat. Stadion sudah jebol. Penonton memadati pinggir lapangan. Tidak ada jarak antara pemain PSIS semarang dan bonek Surabaya. Betul kata Pak Disway. Pagar kayaknya sudah roboh. Menara lampu stadion di panjat bonek. Nonton dari menara. Papan skor pun pun dengan bonek. Pendukung persebaya. Sore itu benar benar gila. Babak pertama gawang PSIS yang dijaga FX Cahyono, sudah kebobolan satu gol. Mulailah babak kedua. Wasit tidak memulai pertandingan. Penonton sudah di garis lapangan. Hujan pun turun sangat deras. Saya heran mengapa tidak ada yg meninggalkan stadion walau hujan sangat deras. Malah apa yg dilakukan penonton? Yang bawa payung, segera membuka payung. Penonton jaman tahun itu , karena belum ada hp, maka beberapa bawa payung. Sekitar menit 64, persebaya mendapat kesempatan tendangan pojok. Apa yg terjadi? Pemain persebaya waktu itu, Muharram tidak bisa menendang sepakan pojok. Mengapa? Anda semua sudah tahu, area pojok lapangan dikuasai penonton. Akhirnya wasit Jafar Umar ygmeminpin pertandingan berlari ke pojok lapangan. "Mingir, minggir sebentar saja. Kasih ruang agar tendangan pojok bisa dilaksanakan", pinta wasit. Penonton pun taat pada wasit. Salut pada bonek tahun 1987 an. Akhirnya tendangan pojok disepak dengan keras oleh Muharram. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: