Bocah 8 Tahun yang Hobi Makan Pasir Hingga Semen Alami Gizi Buruk dan Kelainan Paru-paru
Bocah berusia 8 tahun di Teluknaga, Tangerang, Banten yang hobi makan pasir hingga kerikil sedang diperiksa dokter. Dari pemeriksaan tersebut diketahui bocah tersebut mengalami gizi buruk dan kelainan paru-paru. Foto: Istimewa---
TANGERANG,RADARTASIK.COM - Bocah berusia 8 tahun asal Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, yang hobi memakan pasir, kerikil dan semen, diketahui kondisinya mengalami gizi buruk.
Selain tubuhnya terlihat sangat kurus, di usianya yang sudah 8 tahun, bocah tersebut tidak bisa berjalan.
"Kaki kecil, tangan kecil. Awalnya saya pikir dia sakit biasa saja. Pas saya bawa ke puskesmas ternyata perkembangan badannya dianggap nggak normal," ujar Jani (45), ayah si bocah, Jumat 19 Agustus 2022.
BACA JUGA:Jasad Korban Kecelakaan SL Tobing Tasikmalaya Dievakuasi ke Rumah Sakit, Korban Berboncengan
Sementara itu, dari hasil didiagnosa di lakukan di rumah sakit, kata Jani, anaknya mengalami kelainan paru-paru dan jantung.
"Kata dokter di rumah sakit ada kelainan paru-paru dan jantung," tuturnya.
Disinggung sejak kapan anaknya memiliki kebiasaan memakan bahan pembuat beton (pasir, semen, dan kerikil) itu, Jani mengungkapkan kebiasan itu sudah dilakukan anak sejak masih berusia tiga tahun.
BACA JUGA:Pensiunan Jatuh Lemas saat Karaokean HUT RI ke-77 di Tasik, Besoknya Meninggal di Rumah Sakit
Bahkan akibat hobi anehnya itu, feses anaknya saat buang air besar (BAB) juga sangat tidak lazim, karena mengandung bahan-bahan pembuat beton tersebut.
"Mulai dari umur 3 tahun udah suka makan itu (pasir, semen dan kerikil). Ketahuannya pas lihat BAB-nya enggak normal," ungkap Jani.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Tegalangus, dr. Allan Sartana menuturkan, pihaknya bersama pemerintah daerah telah berupaya secara maksimal memberikan penanganan terhadap bocah pemakan pasir, semen, dan kerikil di Teluknaga tersebut.
BACA JUGA:Terlibat Pertengkaran, Aseng Pemilik Ruko di Lembang Tikam Letkol Purnawirawan TNI Hingga Tewas
BACA JUGA:Kapolri Ancam Copot Kapolda sampai Pejabat Mabes Jika Terlibat Judi Online
"Kami sudah melakukan intervensi gizi melalui petugas gizi, dokter dan bidan desa dengan melakukan rujukan ke RSU Tangerang dan RSUD Pakuhaji," kata Allan.
Bahkan sambung Allan pihaknya terus memantau dan mendampingi kondisi kesehatan bocah malang tersebut.
Pada pemeriksaan terakhir di RSU Pakuhaji, sang anak dinyatakan menderita Tuberkulosis Paru dan Anemia.
BACA JUGA:Rasain! Oknum Dosen Resmi jadi Tersangka setelah Cium Paksa Mahasiswi
BACA JUGA:Melawan saat Ditangkap, Pecatan Polisi Ditembak Jatanras
"Setelah melakukan pengecekan, sudah diberikan obat, dan pihak rumah sakit menganjurkan untuk kontrol ulang seminggu sekali," ujarnya.
Tak hanya itu pihak puskesmas juga selalu memantau dan memotivasi orang tua sang bocah agar melakukan pola asuh anak yang benar.
"Faktor pola asuh ini memiliki nilai penting yang mempengaruhi terjadinya hal tersebut, seperti kurangnya perhatian kepada anak," terangnya.
Selain itu, Allan pun mengungkapkan pihak puskesmas berencana untuk sang bocah ke RSU Tangerang agar bisa ditangani lebih lanjut oleh dokter spesialis anak, spesialis jiwa dan spesialis gizi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: fin.co.id