Perusahaan Pembuat Baterai China Menunda Pembangunan Pabrik di AS Karena Kunjungan Pelosi
RADARTASIK.COM - CATL China pembuat baterai terbesar di dunia menunda keputusan untuk membangun pabrik bernilai miliaran dolar di AS.
Penundaan tersebut karena kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan, menurut laporan Bloomberg.
Kontemporer Amperex Technology Co (CATL) diperkirakan akan mengumumkan penundaan pembangunan pabrik di AS dalam beberapa minggu mendatang.
BACA JUGA:China Lakukan Uji Coba Rudal Hipersonik saat Latihan Militer untuk Memblokade Taiwan
CTAL sekarang akan menunggu hingga September atau Oktober menurut sumber Bloomberg yang mengetahui masalah tersebut.
Pada bulan Mei CATL sedang dalam tahap akhir pemeriksaan lokasi untuk membangun pabrik pembuat baterai kendaraan listrik yang akan memasok Ford, Tesla dan BMW.
Lokasi potensial dikabarkan akan dibangun di South Carolina dan Kentucky, di mana para pembuat mobil tersebut memiliki pabrik perakitan.
BACA JUGA:China: AS Harus Membayar Atas Kunjungan Provokatif Nancy Pelosi ke Taiwan
Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi hari Selasa ke Taiwan dikecam keras oleh China, yang memandang pulau itu sebagai wilayah kedaulatannya. Beijing mencap Taiwan dan AS sebagai “perusak perdamaian” pada hari yang sama.
Sementara itu, Pelosi di Taipei bertemu dengan Presiden Tsai dan anggota parlemen lokal, meyakinkan mereka bahwa Washington “tidak akan meninggalkan komitmen kami terhadap Taiwan.”
Pelosi juga menggambarkan pulau itu sebagai “salah satu masyarakat paling bebas di dunia.”
Beijing bereaksi terhadap perjalanan itu dengan mengumumkan serangkaian latihan militer dan latihan tembak-menembak di enam wilayah maritim di sekitar Taiwan.
Kementerian luar negeri China juga telah memperingatkan “dampak parah dari kunjungan tersebut pada landasan politik hubungan China-AS.”
Taiwan, yang secara resmi menyebut dirinya Republik China (ROC), telah memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, tetapi tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari Beijing.
Meskipun secara resmi mengakui Beijing sebagai satu-satunya otoritas yang sah di China sejak 1979, AS mempertahankan hubungan tidak resmi yang kuat dengan Taiwan.
AS menjual senjata ke pulau berpenduduk 23,5 juta itu dan mendukung kedaulatan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: russian today