China Lakukan Uji Coba Rudal Hipersonik saat Latihan Militer untuk Memblokade Taiwan

China Lakukan Uji Coba Rudal Hipersonik saat Latihan Militer untuk Memblokade Taiwan

CHINA, RADARTASIK.COM – Menanggapi kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, CHINA melakukan latihan militer skala besar di sekitar Taiwan.

Latihan militer melibatkan penggunaan senjata canggih termasuk rudal hipersonik DF-17 menurut laporan surat kabar pemerintah Global Times CHINA.

Militer melakukan latihan untuk melakukan blokade bersama, serangan laut dan pelatihan pertempuran darat dan udara.

BACA JUGA:China: AS Harus Membayar Atas Kunjungan Provokatif Nancy Pelosi ke Taiwan

Jet tempur siluman J-20 China juga mengambil bagian dalam latihan itu.

Global Times menyebut latihan itu "belum pernah terjadi sebelumnya," dan menambahkan rudal rudal hipersonik DF-17 akan terbang di atas pulau Taiwan untuk pertama kalinya.

Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) juga diperkirakan akan memasuki daerah itu dalam jarak 12 mil laut dari pulau itu dan mengelilingi Taiwan menurut ahli militer.

BACA JUGA:Efek Kunjungan Nancy Pelosi, Hari ini China Langsung Memulai Latihan Militer Dekat Taiwan

Komando Teater Timur Angkatan Bersenjata China mengatakan pasukan yang terlibat dalam latihan itu melakukan latihan "berorientasi pertempuran yang realistis" di utara, barat daya dan tenggara Taiwan.

Rudal DF-17  pertama kali ditunjukkan secara terbuka oleh militer China pada 31 Juli 2022 saat merayakan ulang tahun ke-95 pendirian PLA.

DF-17 digambarkan sebagai rudal pembunuh kapal induk.

BACA JUGA:Serangan China Ke Taiwan Akan Berdampak Pada Perdagangan Dunia

Rudal hipersonik DF-17 merupakan singkatan dari Dongfeng (Angin Timur) menggunakan peluncur hipersonik sebagai hulu ledaknya dan terbang lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan memiliki “lintasan yang tidak dapat diprediksi.”

Menurut Global Times, rudal itu sangat bagus untuk mengenai "target yang bergerak lambat" seperti kapal induk.

Berita itu muncul ketika ketegangan di sekitar Taiwan semakin tinggi karena Pelosi mengunjungi pulau yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayah kedaulatan China.

Pelosi menjadi pejabat tertinggi Amerika yang melakukannya sejak 1997. China sebelumnya berulang kali memprotes langkah tersebut, menyebutnya sebagai tindakan provokasi.

Beijing bereaksi terhadap perjalanan itu dengan meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan dan memperingatkan AS bahwa kunjungan Pelosi akan "berdampak parah" pada hubungan bilateral antara Beijing dan Washington.

Sejak 1949, Taiwan diperintah oleh kaum nasionalis yang kalah dalam perang saudara China dan  dievakuasi dari daratan dengan bantuan AS.

Pemerintah di Taipei menyebut dirinya Republik Tiongkok (ROC) dan tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan.

Washington mempertahankan hubungan dekat tidak resmi dengan pulau itu dan menjual senjata ke Taipei, meskipun secara resmi mengakui Beijing sebagai satu-satunya otoritas yang sah di China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today