Membaik Memburuk

Membaik Memburuk

--

Ada cerita ,nun jauh di sana. Tentang app dahsyat suatu perusahaan, yang berkomisaris ternama ,yang terkenal galak, dan di idolakan banyak orang. Yang di tunjuk langsung, yang tantiem dan gajinya mulai dari komisaris ,direktur utama, wadirut,deputi,wah wah jumlahnya. Tak mampu membendung app bikin susah untuk di luncurkan. Bikin app seperti itu tentu mahal, apalagi yang tersistem secara nasional, terhubung dengan jaringan keuangan perbankan ,data masyarakat dan sebagainya. Aduh betapa borosnya. Jika app nya tak berguna. Dari segi keuangan perusahaan, energi dan biaya yang dihabiskan oleh masyarakat secara total. Jika kita jongkok atau duduk terlalu lama, biasanya ada fenomena kebas, tidak bisa merasakan apa-apa. Di tuwil-tuwil dan di cubit biasanya juga gak bakal terasa sakit atau geli. Fenomena kebas ini, tidak berlaku di bawah sana, kepada mereka yang pontang-panting. Keuangannya genting. Sehingga terpaksa ngantribbm subsidi. Pontang panting, demi anak istri. Mereka tak sadar. Mereka sangat berharga. Pontang -panting mereka ,juga penggerak utama ekonomi negara, yang ditopang sektor konsumsi. Konsumen sekaligus kontributor ekonomi negara yang pontang-panting itu, jangankan mikir buka rekening di Singapur. Cek isi rekening sendiri di ATM saja malas dan bikin trauma. Mereka sekarang harus beli kuota, download app, yang tak tau gunanya nanti apa. App sudah terbeli. Sudah dieksekusi. Diataskebas duduk Dibawahpontang panting App developer .......(tolong diisi )

OtongSutisna

Ampun gustiiii....na hirup kieu-kieuteuing, boga mobil bensin pusing sakedeungdeuidicaramnginumbbm subsidi, hayangmeuli mobil listrik dicaramkupamajikan da euweuhduitna

HarunSohar

Duh Gusti enaknya jualan ide bisa dilanjut dengan bakar duit. Pun jumlahnya bisa ratusan milyar. Tak pelak yang punya platform seperti itu bisa kaya raya, seperti pak menteri anu yang anda sudah tahu. Tapi Gusti, betapa beratnya rakyat Indonesia yang pinjam uang di bank. Bila punya kredit macet harus menanggung resiko berhadapan dengan pihak ketiga. Ini bukan kasus kartu kredit lho. Tapi kredit di suatu bank resmi bahkan milik negara. Mungkin anda belum tahu bila pasal 613 KUH Perdata yang berbicara tentang Cessie itu sangat memberatkan debitur (nasabah). Bank (kreditur) dengan entengnya melempar masalah kredit macet dengan "menjual" kepada pihak ketiga. Yang selanjutnya anda sudah tahu apa yang akan dilakukan oleh pihak ketiga ini. Jadi, mohon hati-hati ya pembaca Disway yang budiman, berpikirlah sekian kali sebelum pinjam uang di bank. Pasal 613 KUH Perdata menunggu anda.

pettengcalemot

Pilihan yg betul-betul rasional itu memang hampir tidak ada. Apalagi pilihannya banyak. Pada akhirnya emosi yang akan menentukan, baru logika dipakai sebagai pembenarannya. Kalau benar-benar dihitung logika, bisa keburu mati seperti cerita klasik tentang keledai lapar oleh filsuf Jean Buridan dari abad 14

edihartono

Iklan disway penyebar dosa? Judulnya diakhiri tanda tanya, meniru para wartawan yg mengarahkan pembaca tetapi tidak berani full tanggung jawab. Kalua ditanya, jawaban mereka: kan tanda tanya, wkwkkw. Berikut iklan Disway itu: "Gadis itu sudah tidak pakai baju. Hanya kain tipis penyangga payudara dan penutup selangkangannya saja. Kulitnya putih. Rambutnya panjang terurai. Tatapan matanya menusuk sampai rongga dada. Seperti mengajak kita untuk..." (lanjutkan sendiri, wkwk)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: