Kilas Balik Bisnis Cicak: Ular Kiriman dari Karawang dan Sumatera

Kilas Balik Bisnis Cicak: Ular Kiriman dari Karawang dan Sumatera

Seorang perempuan sedang mengolah ular. Foto: Dok. Radar Cirebon--

BACA JUGA: Cicak Kering juga Diekspor ke Hongkong, Permintaannya Tinggi, Nilai Ekspornya Rp 70 Juta

Dia mengatakan penjemuran kulit ular tergantung cuaca. Kalau panas terik bisa sehari.

”Kalau mendung ya lebih dari sehari. Setelah kering, kulit ular dijual ke pengepul. Oleh pengepul dijual ke luar negeri,” katanya.

Selain ular, ada juga industri pengolahan kodok. Kodok diambil dagingnya.

Menurut salah seorang pengepul kodok, Yono, setiap hari ia bisa mengolah katak sebanyak 80 kilogram hingga satu ton. Jumlah yang cukup fantastis.

BACA JUGA: Kisah Sukses Pengekspor Cicak Kering, Berawal dari Inspirasi Temannya, Kini Dapat Omzet Ratusan Juta Rupiah

”Kalau kita di sini mengolah saja, barang (kodok, red) dari pengobor terutama dari Karawang dan Indramyu. Kalau lagi banyak kiriman bisa sampai satu ton,” sebutnya.

Harga kodok dari pengobor sekitar Rp19 ribu per kg. Harga jual daging kodok bisa mencapai Rp40 ribu per kg.

Yono menyebutkan daging kodok biasanya disimpan dalam lemari pendingin untuk diawetkan kemudian dikirimkan ke Surabaya.

”Kita jual ke bos. Dari bos itu dijual lagi ke Surabaya. Dari Surabaya katanya sih diekspor ke China,” tuturnya. 

BACA JUGA: Cicak Kering Diekspor ke China, Omzet Rp15 Juta Per Hari 

Namanya bisnis, ada untung dan rugi.

Yono, menyebutkan kadang kala hasil olahan daging kodok tidak diterima karena tidak sesuai standar.

”Bisa rugi juga, karena ada sortirannya ketat. Terutama ukuran kodoknya, kadang tidak sesuai,” ucapnya.

Pria yang juga berbisnis ikan lele ini mengaku hanya sampingan mengerjakan bisnis kodok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: