Nego Bangkrut
Kebangkrutan Argentina dulu –tahun 2011– lebih mengerikan. Besarnya USD 81 miliar. Jumlah pinjamannya itu ditukar dengan performing security. Mirip performance bond. Sampai hari ini baru 25 persen pinjaman yang sudah dipotong itu bisa diselesaikan. Yang 75 persen lagi masih akan lama.
Bahkan kebangkrutan Jamaica di tahun 2010 masih lebih berat dari Sri Lanka. Yang terbaru adalah kebangkrutan Yunani di tahun 2015. Tapi Yunani beruntung. Ia sudah tergabung dalam masyarakat ekonomi Eropa. EU pun menyelamatkannya. Sebagian asetnya dijual ke Tiongkok: pelabuhan besarnya itu.
Sri Lanka bukan Yunani. Yang sudah pasti tingkat kemiskinan di Sri Lanka akan meroket. Tahun ini saja, menurut statistik di sana, kemiskinan akan bertambah paling tidak 500.000 jiwa –dari 25 juta penduduknya.
Begitu sulit usaha mengentas kemiskinan. Selama lima tahun terakhir kemiskinan hanya berkurang 500.000. Kini, dalam sekejap, angka 500.000 itu kembali miskin. Begitu mudah membuat mereka miskin.
Apalagi, bulan-bulan ke depan ini, inflasi akan mencapai 60 persen. Begitulah perhitungan para ahli ekonomi di IMF. Harga-harga akan melonjak. Angka 500.000 itu akan bertambahnolnya.
Bank di Sri Lanka sudah tutup. Secara resmi. Belum tahu sampai kapan. Di Yunani dulu bank tutup sampai 20 hari. Agar tidak terjadi rush. Setelah itu bank dibuka lagi dengan batasan: nasabah hanya boleh ambil uang EUR 50 sehari. Hanya cukup untuk makan.
Bangkrutnya Yunani dan Argentina tidak akan sama dengan Sri Lanka. Mereka bangkrut dari posisi kelas menengah. Sri Lanka bangkrut dari posisi miskin. Maka lembaga-lembaga keagamaan internasional menjadi lebih penting di Sri Lanka. Terutama dalam menyalurkan bantuan darurat pangan dan kesehatan.
Memang ada kesulitan besar di sana. Kardinal Sri Lanka, Malcolm Ranjith, bisa menggambarkannya dengan sangat tepat. ”Kesulitan terbesar di sini adalah keluarga GotabayaRajapaksa”. (*)
Komentar Pilihan Disway Edisi 6 Juli 2022 : Musim Panas
alasroban
Japanese vs Javanese. Alkisah sebagai karyawan perusahaan Jepang. Cak m3 paling jengkel kalau orang-orang Japanese support datang. Karena umumnya selalu menambah banyak pekerjaan. Ya merapikan ini-itu, menyiapkan ini-itu. Yang tentu mengganggu kenyamanan bekerja seperti biasanya. Maka sebagai arekSuroboyo, untuk melestarikan kearifan lokal, mengumpatlahcak m3. "Matane !". Ternyata si Jepang malah tersenyum dan menjawab matane juga. Usut punya usut pas di check ternyata arti kata matane dalam bahasa Jepang adalah sampai jumpa. :D
rid kc
Yang lebih tidak konsisten adalah uni eropa. Sebelum perang Ukraina mereka koar-koar langit bersih, green energy, renewable energy, tinggalkan batu bara, kurangi polusi udara begitu perang Ukraina dan gas Rusia distop untuk mereka akhirnya ramai-ramai balik kucing menghidupkan kembali pembangkit listrik batu baranya. Uni Eropa dulu mencemooh dan memberikan sanksi kepada negara yang menggunakan baru bara sekarang mereka kena getahnya. Mereka mencari batu bara kemana-mana bahkan negara kita kebagian dari pesanan Eropa. SDA kita banyak ngapain kita harus menuruti keinginan negara yang katanya maju. Cuman kita harus menemukan cara untuk berhemat energi listrik. Negara yang katanya maju itu dengan sebutan G7 ternyata sekarang bukan G lagi tapi krucil 7. G7 mengalami krisis ekokomi, listrik dan krisis kemanusiaan. Ternyata G7 itu hidup dengan menghisap energi negara Rusia bahkan negara dunia lain. Selamat kembali ke energi fosil.
ErGham
Membaca artikel disway ini, ada kesimpulan bahwa warga Jepang disiplin dan hemat. Warga Jepang cenderung menjadi 'good boy'. Penderitaan apa pun akan dijalani dengan semangat. Namun, itu juga sepertinya yang mungkin membuat mereka kaku, tidak spontan, sulit tertawa. Minuman keras menjadi pelarian. Juga bekerja sampai larut. Sex sepertinya juga. Mereka harus sering piknik ke suatu negara. Lihat warganya yang tidak disiplin, cengengesan, tapi spontan dan mudah tertawa. Hidup apa adanya. Lihat warganya yang banyak senda gurau di jalan, di pasar, di kantor, di gedung pemerintahan. Gak maju maju sih negaranya, tapi kayaknya lebih asyik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: