Kerusuhan Terus Meluas, Presiden Sri Lanka Umumkan Keadaan Darurat
SRI LANKA, RADARTASIK.COM - Penjabat Presiden SRI LANKA Ranil Wickremesinghe mengumumkan keadaan darurat ketika pemerintahannya bergulat dengan krisis ekonomi dan kerusuhan sosial yang terus meluas.
Wickremesinghe mengumumkan tindakan itu untuk kepentingan keamanan publik, perlindungan ketertiban umum dan pemeliharaan pasokan dan layanan yang penting bagi kehidupan masyarakat.
Gerakan protes Sri Lanka mencapai hari ke-101 pada hari Senin 18 Juli setelah berhasil memaksa presiden Rajapaksa pergi dari jabatannya dan sekarang mereka mengalihkan pandangannya pada penggantinya ketika krisis ekonomi negara itu berlanjut.
BACA JUGA:Berada di Singapura, Presiden Sri Lanka Kirim Surat Pengunduran Diri lewat Email
Kampanye untuk menggulingkan Rajapaksa yang diorganisir melalui posting di Facebook, Twitter dan TikTok, menarik orang-orang dari seluruh perbedaan etnis yang sering tak terjembatani di Sri Lanka menurut laporan CNA.
Dipersatukan oleh kesulitan ekonomi, minoritas Tamil dan Muslim bergabung dengan mayoritas Sinhala untuk menuntut penggulingan klan Rajapaksa yang sangat kuat.
Di bawah konstitusi Sri Lanka, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe secara otomatis dilantik sebagai penjabat presiden setelah pengunduran diri Rajapaksa.
BACA JUGA:Dikepung Pengunjuk Rasa, Presiden Sri Lanka Kabur
Sekarang Wickremesinghe menjadi kandidat utama untuk menggantikannya secara permanen dalam pemungutan suara parlemen minggu depan yang memicu kemarahan demonstran.
Tetapi politisi veteran itu dibenci oleh para pengunjuk rasa karena dianggap sebagai sekutu klan Rajapaksa telah mendominasi politik selama bertahun-tahun.
Aktivis media sosial dan pendukung kampanye protes Prasad Welikumbura mengatakan Wickremesinghe juga harus pergi.
"Sudah 100 hari sejak dimulai," kata Welikumbura di Twitter.
Ia menambahkan, "Tapi, masih jauh dari perubahan konkrit dalam sistem. #GoHomeRanil, #NotMyPresident."
Seorang juru bicara pengunjuk rasa mengatakan kepada AFP: "Kami sekarang berdiskusi dengan kelompok-kelompok yang terlibat dalam Aragalaya (perjuangan) untuk mengubah kampanye melawan Ranil Wickremesinghe."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: cna