Ditinggal Kabur Presiden, PM Sri Lanka akan Mengundurkan Diri
SRI LANKA, RADARTASIK.COM - Perdana Menteri SRI LANKA Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada para pemimpin partai dia bersedia untuk mundur dan membiarkan pemerintahan baru dibentuk.
Keputusannya diambil setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari kediamannya sebelum gerombolan pengunjuk rasa menyerbu gedung.
Kantor Wickremesinghe mengumumkan berita itu dalam sebuah pernyataan setelah PM duduk dengan para pemimpin politik untuk mencari resolusi atas krisis politik yang mencengkeram negara Asia Selatan itu.
BACA JUGA:Presiden Sri Lanka meminta Putin Rusia Mengirim Bahan Bakar
Dengan mundurnya Wickremesinghe, ketua parlemen kemungkinan akan menjadi penjabat perdana menteri sampai pemilihan diadakan.
Masa jabatan Wickremesinghe sangat singkat, dimulai pada pertengahan Mei ketika ia menggantikan Mahinda Rajapaksa, saudara dari Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Namun Presiden Gotabaya Rajapaksa belum mengundurkan diri meskipun gerombolan pengunjuk rasa menyerbu kediamannya di Kolombo.
BACA JUGA:Krisis Bahan Bakar, Pemerintah Sri Lanka meminta Penduduk Tetap Tinggal di Rumah Karena Layanan Angkutan Umum
Beberapa anggota parlemen telah menuntut pengunduran diri Rajapaska yang keberadaannya saat ini tidak diketahui.
Sri Lanka telah berada dalam kerusuhan selama beberapa bulan, dengan pasokan makanan dan bahan bakar yang terbatas dan harga yang meroket.
Negara ini gagal membayar utang luar negerinya pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Penjatahan bahan bakar diperkenalkan awal bulan ini dan polisi serta tentara bersenjata telah menjadi pemandangan umum di pompa bensin Sri Lanka.
Krisis keuangan Sri Lanka sebagian dikaitkan dengan pandemi Covid-19 yang membuat negara pulau itu kehilangan pendapatan pariwisata yang vital.
Pengeluaran pemerintah yang tinggi dan pemotongan pajak kemudian menguras kas negara, upaya negara untuk melunasi obligasi asing dengan meningkatkan pencetakan uang menyebabkan inflasi yang melonjak.
Tak lama setelah Wickremesinghe mengumumkan kesediaannya untuk mengundurkan diri, protes di luar rumahnya berlanjut.
DIkutip dari Russian Today, polisi anti huru hara dilaporkan terlihat menggunakan gas air mata pada demonstran yang bertindak anarkis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: