Berada di Singapura, Presiden Sri Lanka Kirim Surat Pengunduran Diri lewat Email

Berada di Singapura, Presiden Sri Lanka Kirim Surat Pengunduran Diri lewat Email

SINGAPURA, RADARTASIK.COM - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dilaporkan mengundurkan diri pada hari Kamis 14 Juli ketika berada di Singapura melelu email.

Rajapaksa sebelumnya berada di Maladewa, ia memutuskan mengirimkan surat pengunduran dirinya saat berada di Singapura setelah berbulan-bulan protes terhadap pemerintahannya.

Presiden membuat kehancuran ekonomi Sri Lanka dan meninggalkan negara yang dilanda inflasi dan ketidakstabilan politik.

BACA JUGA:Ditinggal Kabur Rajapaksa, Ribuan Demonstran Serbu Kantor Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe

Ia dikabarkan tiba di Singapura pada Kamis pagi, setelah meninggalkan Sri Lanka dengan jet militer ke Maladewa sehari sebelumnya.

Surat pengunduran dirinya semula dijadwalkan akan disampaikan pada hari Rabu 13 Juli, akhirnya di hari Kamis suratnya dikirim melalui email ke ketua parlemen Sri Lanka tak lama setelah kedatangannya di Singapura.

Rajapaksa telah dicegah meninggalkan negaranya oleh staf bandara awal pekan ini sebelum dia berhasil melarikan diri dengan pesawat militer.

BACA JUGA:Presiden Sri Lanka meminta Putin Rusia Mengirim Bahan Bakar

Mantan presiden itu harus meninggalkan Sri Lanka sebelum mengundurkan diri untuk menghindari kemungkinan penahanan setelah kekuasaan kepresidenannya berakhir dan dia tidak lagi kebal terhadap penangkapan.

Sementara itu Pemerintah Singapura mengatakan bahwa Rajapaksa berada di Negara itu dalam "kunjungan pribadi" dan belum mengajukan suaka menurut laporan Russian Today.

Di bawah kepemimpinan Rajapaksa, Sri Lanka mengalami kebangkrutan gagal bayar utang pinjaman luar negeri,  pada bulan Mei ia memperkenalkan penjatahan bahan bakar awal bulan ini.

Gejolak ekonomi diakibatkan hilangnya pendapatan pariwisata karena pandemi virus corona dan larangan pupuk kimia yang didorong oleh iklim yang mengurangi separuh hasil pertanian negara itu dalam hitungan bulan.

Pemerintah Rajapaksa berusaha menjinakkan kenaikan biaya dengan mencetak lebih banyak uang, suatu pendekatan yang semakin mempercepat inflasi.

Bersamaan dengan itu, pemotongan pajak membuat Sri Lanka kehilangan pendapatan vital yang dibutuhkan untuk mengimpor makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

Setelah berbulan-bulan demonstrasi dan perombakan kabinet, gerakan protes terhadap Rajapaksa memuncak pekan lalu ketika gerombolan pengunjuk rasa menyerbu kediaman presiden, mendorong militer untuk membawanya pergi ke tempat yang aman.

Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan rumahnya dibakar selama demonstrasi akhir pekan.

Wickremesinghe telah diangkat menjadi penjabat presiden, sementara pengunjuk rasa sejak itu telah dibubarkan oleh polisi dari kediamannya dan rumah Rajapaksa.

Media lokal menyatakan bahwa partai-partai oposisi akan menunjuk calon mereka untuk menggantikan Wickremesinghe sebagai PM pada hari Jumat 15 Juli sekarang, sementara pemerintah sementara akan menjalankan negara itu sampai pemilihan baru diadakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today