Konservasi Bambu Desa Wargakerta Kabupaten Tasik Dapat Dukungan, Sekda: Kecantikan Tasik Terkubur

Konservasi Bambu Desa Wargakerta Kabupaten Tasik Dapat Dukungan, Sekda: Kecantikan Tasik Terkubur

Radartasik, KABUPATEN TASIK – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tasikmalaya Dr. H. Mohamad Zen mendukung rencana pemerintah Desa Wargakerta Kecamatan Sukarame, menjadi kawasan konservasi bambu. 

Selain upaya pemanfaatan dan penyelamatan lahan, di desa ini juga mencuat wacana pemberdayaan masyarakat dalam bidang kerajinan bambu.

Dukungan Sekda Dr H Mohamad Zen ini disampaikan dalam pertemuan di Desa Wargakerta bersama Yayasan Sateja Bumi Pertiwi, Sabtu (25/6) malam. Dalam pertemuan itu, segala persoalan pemanfaatan lahan dan penyelamatan lahan tersebut diulas lewat diskusi santai.  

BACA JUGA:Sam Udjo Dinanti Ibu-ibu Kader PKK Desa Wargakerta Tasikmalaya, Belajar Angklung sampai Mengenal Bambu

“Sebetulnya kami sedang mencari (mitra) untuk penyelamatan dan pemanfaatan lahan di Kabupaten Tasikmalaya. Kebetulan ini (Yayasan Sateja Bumi Pertiwi) datang. Alhamdulillah dan kami mendukung (korservasi bambu),” ungkapnya.

Kabupaten Tasikmalaya, sebut mantan Kepala Disa Pertanian itu, sangat potensial dijadikan lahan konservasi tanaman bambu. “Tahun 2012 kami sudah dikunjungi, timnya kerajaan Oman. Sebulan lebih lah di sini dan kami fasilitasi. Hasilnya mereka menganggap bahwa Tasik ini sangat potensial (lahan konservasi bambu),” ulas dia.

BACA JUGA:Kerajinan Bambu Rambah Pasar Inggris, Bea Cukai Melepas Ekspor Perdana PT Arti Kraft Indonesia 

Mohamad Zen melanjutkan, mengibaratkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya ini adalah sosok wanita cantik. Namun sayang, kata dia, kecantikan ini tidak nampak ke permukaan, karena belum mampu bersolek. 

“Kami tergelitik dengan hasil kajian tim kerajaan Oman tersebut, katanya begini; Tasik itu bagaikan wanita catik tapi belum didandanin. Kecantikannya terkubur,” ulasnya yang dibarengi tawa para hadirin yang hadir.

Dalam obrolan ringan tersebut hadir pula Ketua MUI Kabupaten Tasikamalaya, KH. Ii Abdul Basith dan pengasuh Pondok Pesantren Al Ma’mur KH Tatang Rahmat Hidayat Ssos.

Dari Yayasan Sateja Bumi Pertiwi hadir selaku pembina, Okto Handoko Indratama yang akrab disapa Tommy. Dia hadir bersama tim dan ketua Yayasan Sateja Muhammad Kunia Waluyajati, yang juga mantu dari Sam Udjo, Saung Angklung Odjo, Bandung.

BACA JUGA:Humus Bambu Jadi Media Tanam Organik  

Pengibaratan wanita cantik tadi, kata dia, bahwa potensi itu tidak bisa menjadi sumber penghasilan untuk kesejahteraan masyarakat, jika tidak ada produktivitas masyarakat.

“Kalau masyarakat sudah produktif, kesejahteraan akan mengikuti. Itulah kenapa konservasi serta pemberdayaan masyarakat di bidang kerajinan bambu ini harus didukung,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: