Misi Brand Indonesia di Unbound Gravel
Oleh : Azrul Ananda
Lupakan trauma. Tuntaskan yang belum tuntas. Tahun ini, tepatnya awal Juni nanti, saya dan beberapa sahabat akan kembali ke Kansas, Amerika Serikat. Kami akan kembali mengikuti event balap sepeda gravel paling kondang di dunia: Unbound Gravel.
Dan tahun ini, saya dan teman-teman punya misi ekstra. Bukan sekadar ikutan untuk cari tantangan, apalagi cari sensasi. Kami ke sana untuk mengedepankan merek-merek Indonesia di event yang diikuti 4.000 orang dari berbagai penjuru dunia tersebut.
Saya akan berangkat lagi dengan John Boemihardjo, "monster" gowes Indonesia sekaligus partner saya di merek sepeda Wdnsdy (baca: Wednesday). Ikut pula "monster" gowes Indonesia lain, sahabat saya dari Jakarta, Edo Bawono. Dia adalah CEO dari Strive, merek produk nutrisi olahraga Indonesia yang kini semakin populer di tanah air.
John dan Edo sama-sama termasuk terkuat di kelompok umur kami di Indonesia sekarang (40-45). Berkali-kali juara event gowes, kenyang pengalaman event internasional. John, Edo, dan saya akan menggunakan sepeda prototype terbaru dari Wdnsdy. Sepeda karbon yang sudah kami kembangkan setahun terakhir.
Tidak ketinggalan, dua direktur dari SUB Jersey, yang sekarang mungkin adalah merek jersey lokal terpopuler di Indonesia. Bahkan sudah ekspor ke Jepang dan Korea. Di sini ikut serta Bagus Ramadhani, mantan drummer TIC Band yang kini CEO SUB Jersey. Juga Amdani Ocha, direktur research and development SUB Jersey.
Lalu akan ikut pula istri saya, Ivo Ananda, yang kini aktif mengembangkan merek apparel AZA. Plus sahabat gowes kami Dietmar Dutilleux. Dia casing-nya bule, karena memang lahir dan besar di Belgia. Tapi dia sudah puluhan tahun tinggal di Indonesia, menikah dengan orang Indonesia, berkeluarga di Indonesia, dan mendaftarkan diri sebagai orang Indonesia di Kansas nanti.
Tentu saja, ada juga Johnny Ray. Sahabat sekaligus partner podcast saya di Mainsepeda. Cyclist kocak yang sekarang juga pengendali brand Indobidon, merek botol minum sepeda buatan Indonesia. Cerita perjuangan Johnny Ray bakal jadi yang paling ditunggu oleh subscriber podcast kami.
Sekali lagi, kami akan hadir di Kansas menggunakan produk-produk karya kami sendiri. Produk-produk yang kami rancang murni karena hobi dan passion. Karena kami begitu cinta hobi sepeda, dan ingin mengembangkan produk-produk terkait karena gatal dengan realita: Kenapa kok semuanya harus asing dan asing.
Sepeda, apparel, dan nutrisi brand Indonesia!
Rencananya, pada 4 Juni nanti, kelompok kami akan terbagi dua. John, Edo, saya, dan Johnny Ray akan ikut kelas 200 mil. Presisinya 206 mil alias 331 kilometer. Harus tuntas dalam waktu 21 jam.
Tahun lalu, John jadi orang Indonesia pertama yang finis kategori paling disoroti ini. Sempat mengalami kendala kehabisan suplai, John akhirnya finis dalam waktu 16 jam. Hanya satu jam setelah matahari terbenam di Kota Emporia. Tahun ini, John ingin finis di bawah 15 jam, mendapatkan penghargaan "Beat the Sun" alias mengalahkan matahari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id