Ginga, Irama Samba yang Tak Pernah Hilang dari Sepak Bola Brasil

Neymar adalah salah satu maestro Ginga yang masih aktif bermain sepak bola di klub Santos. istimewa-tangkapan layar ponsel--
BACA JUGA:Catenaccio: Jurus Kuno Italia yang Masih Mengunci Kemenangan di Era Sepak Bola Modern
Brasil memperkenalkan dunia pada para penyihir lapangan hijau yang membawa ginga ke level legenda.
Garrincha, si “Malaikat Berkaki Bengkok”, mengecoh bek dengan gerakan-gerakan halus dan tak terduga, seakan sedang menari.
Pelé, dengan kelincahannya, membawa ginga ke dalam skala global dan membuktikan bahwa gaya bisa menghasilkan gelar juara dunia.
Kemudian datang Ronaldinho, maestro abad ke-21 yang bermain sambil tersenyum.
BACA JUGA: Mahasiswa Baru Universitas BTH Tasikmalaya Ditempa Jiwa Patriotisme Lewat Pendidikan Bela Negara
Bola menempel di kakinya seperti magnet, dan ia menyajikan pertunjukan—bukan sekadar pertandingan.
Ronaldinho menghidupkan teknik-teknik seperti elastico (flip-flap), no-look pass, hingga rainbow flick, yang semuanya lahir dari akar ginga.
Ginga Modern: Antara Tradisi dan Taktik
Di era sepak bola modern yang semakin taktis dan cepat, ginga memang tak selalu mudah mendapat ruang.
BACA JUGA:739 Calon Jemaah Haji Kota Tasikmalaya Siap Berangkat ke Tanah Suci
Namun beberapa bintang masih mempertahankannya, menggabungkan flair dengan disiplin permainan.
Neymar adalah contoh nyata. Meski terkadang dicap terlalu teatrikal, Neymar sebenarnya adalah pewaris sah ginga —penuh trik, ritme tubuh, dan keindahan menggiring bola.
Dibaliknya, muncul generasi baru seperti Vinícius Jr, Rodrygo Goes, dan Antony, yang membawa warisan ginga ke klub-klub elit Eropa.
Mereka menggiring bola dengan gaya samba, memainkan bola dengan lekuk tubuh, dan menggoda bek lawan dengan gerakan mengalir.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: