Catenaccio: Jurus Kuno Italia yang Masih Mengunci Kemenangan di Era Sepak Bola Modern

Catenaccio: Jurus Kuno Italia yang Masih Mengunci Kemenangan di Era Sepak Bola Modern

Jose Mourinho saat menjadi arsitek Inter Milan pada 2010 menghadirkan catenaccio versi modern. istimewa-tangkapan layar ponsel--

RADARTASIK.COM - Dari kejayaan Inter Milan era Helenio Herrera hingga semangat bertahan Diego Simeone dan José Mourinho, catenaccio tetap menjadi strategi magis yang mampu membungkam tim-tim besar di era penuh serangan ini.

Di tengah gemuruh sepak bola modern yang dipenuhi pressing tinggi, dominasi bola, dan serangan berlapis, satu strategi dari masa lampau tetap hidup dalam bentuknya yang evolutif: catenaccio. 

Taktik yang dikenal sebagai “gerendel” ini adalah simbol pertahanan absolut, racikan jenius para pelatih Italia yang menjadikan sepak bola bukan hanya soal mencetak gol, tapi juga soal menutup rapat semua kemungkinan lawan mencetaknya.

Awal Mula Sang Gerendel

BACA JUGA:739 Calon Jemaah Haji Kota Tasikmalaya Siap Berangkat ke Tanah Suci

Catenaccio dikenal luas sejak era 1960-an ketika Helenio Herrera, pelatih berkebangsaan Argentina-Prancis yang menangani Inter Milan, membawa filosofi ini ke puncak kejayaan. 

Herrera tidak menciptakan catenaccio—konsep ini telah dipakai sebelumnya oleh pelatih Austria Karl Rappan—tetapi dialah yang menyempurnakannya dan membuatnya terkenal. 

Ia mengandalkan skema 1-3-3-3, dengan satu libero yang menjadi penyapu terakhir jika bek utama dilewati.

Di jantung pertahanannya berdiri Armando Picchi sebagai libero. Bersama bek-bek tangguh seperti Giacinto Facchetti dan Tarcisio Burgnich, Inter Milan tampil seperti benteng yang nyaris mustahil ditembus. 

BACA JUGA:Diva Zahra Siap Tampil Maksimal di Kejurnas Sprint Rally Putaran 2 Jalak Harupat

Dengan pertahanan sekuat baja, Inter meraih dua gelar Liga Champions (saat itu bernama European Cup) dan tiga scudetto.

Kelahiran Ulang dalam Sepak Bola Modern

Meski catenaccio klasik mulai ditinggalkan, filosofi dasarnya tetap hidup dalam strategi pelatih masa kini. Pelatih seperti Diego Simeone (Atlético Madrid) dan José Mourinho adalah contoh nyata bagaimana semangat bertahan tetap relevan.

Simeone, dengan formasi 4-4-2 dan transisi cepat dari bertahan ke menyerang, sukses membawa Atlético menembus dominasi Real Madrid dan Barcelona. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait