Jangan Terlalu Sering Melihat Sisi Buruk Agar Kita Selalu Bersyukur, Simak Pesan Gus Baha Selengkapnya

Jangan Terlalu Sering Melihat Sisi Buruk Agar Kita Selalu Bersyukur, Simak Pesan Gus Baha Selengkapnya

Pesan Gus Baha tentang anjuran untuk tidak terlalu sering melihat sisi buruk agar kita bisa bersyukur. --Foto: Tangkapan layar youtube

RADARTASIK.COM - Dalam salah satu pengajiannya, Gus Baha mengangkat tema menarik tentang pikiran was-was yang sering mengganggu kehidupan manusia.

"Yang disebut was-was adalah kamu di dunia ditakdirkan selalu mengingat-ingat kesalahanmu, sisi negatifmu. Akhirnya kamu tidak bisa bersyukur," ujar Gus Baha dengan penuh penekanan.

Was-was bukan sekadar rasa khawatir biasa. Lebih dari itu, was-was adalah jebakan mental yang membuat seseorang terfokus pada kesalahan dan kekurangan dirinya, sehingga lupa mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan.

Dalam ceramahnya, Gus Baha memberi contoh bagaimana kita sering membandingkan diri atau bangsa kita dengan orang atau bangsa lain yang terlihat lebih maju.

"Misalnya kita sebagai bangsa Indonesia merasa tidak maju seperti Amerika atau Eropa. Padahal, kita telah melewati masa penjajahan yang sangat sulit. Kalau kita bandingkan dengan masa itu, tentu sekarang ini hidup kita jauh lebih baik," ungkap Gus Baha.

Namun, karena pikiran was-was, banyak orang gagal melihat kemajuan ini sebagai nikmat. Mereka justru terfokus pada apa yang tidak mereka miliki, sehingga lupa menghargai pencapaian yang ada.

Gus Baha juga menceritakan sebuah kisah ringan namun penuh hikmah tentang seorang lelaki yang mengeluhkan istrinya.

"Gus, saya punya istri, tapi istri saya berani (galak)," cerita lelaki itu.

Dengan gaya khasnya, Gus Baha menjawab, "Lumayan punya status laku nikah. Kalau tidak laku nikah, malah disebut jejaka tua."

Jawaban ini sederhana, tetapi penuh makna. Gus Baha ingin mengingatkan bahwa di balik setiap keluhan, ada nikmat yang sering terabaikan.

Misalnya, meskipun istri bersikap judes, ia tetap menjadi teman hidup dan tidak meninggalkan rumah. "Istrimu judes, kamu hampiri di rumah. Alhamdulillah, dia tidak pergi dari rumah," selorohnya.

Menurut Gus Baha, pikiran was-was sering kali membuat seseorang melupakan sifat rahmat Allah. Kita cenderung terfokus pada sisi negatif kehidupan, seolah-olah itu lebih nyata daripada nikmat-Nya yang begitu banyak.

"Dalam keadaan pikiran was-was, seseorang cenderung melupakan sifat rahmat Allah. Kita lebih sering diingatkan tentang sisi negatif kehidupan daripada rahmat dan nikmat-Nya," jelas Gus Baha.

Melalui pengajiannya, Gus Baha mengajak kita mengubah cara pandang. Dalam setiap situasi, betapa pun sulitnya, pasti ada nikmat yang bisa disyukuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: