Pejuang Hamas Hancurkan Impian AS untuk Menggabungkan Tentara Israel dengan Negara Arab
Ilustrasi Pejuang Hamas-Tangkapan Layar X-
RADARTASIK.Com - Mantan juru bicara Komando Pusat AS, Kolonel Joe Buccino, mengatakan serangan pejuang Hamas hancurkan impian AS untuk menggabungkan tentara Israel dengan negara Arab dalam artikel di situs “The Hill”.
Joe Buccino menunjukkan selama 3 tahun dalam masa pemerintahan dua presiden di Gedung Putih, AS berusaha keras agar Israel bisa diterima dengan baik oleh negara-negara Arab.
Rencananya, AS ingin membangun integrasi keamanan di Timur Tengah dengan menggabungkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan tentara negara-negara Arab ke dalam struktur keamanan yang "revolusioner."
Aliansi Arab-Israel yang dicita-citakan AS akan mengarah pada pencapaian stabilitas di kawasan Timur Tengah yang secara historis terus bergejolak.
BACA JUGA:Menag Terbitkan SE Panduan Hari Santri 2023, Simak Isi Lengkapnya
Hal yang lebih penting, normalisasi Israel dengan negara Arab memungkinkan AS untuk menginvestasikan kekuatan keamanan yang lebih besar di wilayah tersebut untuk memfokuskan lebih banyak sumber dayanya di kawasan Indo-Pasifik.
Namun, impian AS selama bertahun-tahun berakhir pada Sabtu malam lalu, ketika sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam melancarkan serangan ke Israel.
"Upaya yang telah dilakukan Washington selama bertahun-tahun, yang bermimpi bahwa upayanya akan berhasil, berakhir Sabtu lalu, ketika Brigade Izz al-Din al-Qassam melancarkan serangan Badai Al-Aqsa di Israel," kata Buccino dikutip dari Al-Quds Al-Arabi.
Buccino, yang menjabat sebagai Direktur Komunikasi Komando Pusat AS dari tahun 2021 hingga September 2023, mengatakan AS berharap kemitraan keamanan antara Israel dan negara-negara Arab akan mentralisir ancaman yang datang dari Iran.
Ia kemudian mengulas Operasi Badai Al-Aqsa pejuang Hamas akan membentuk kembali struktur keamanan di Timur Tengah setelah ada perpecahan antara negara-negara Arab dan Israel, meskipun ada upaya diplomatik yang dilakukan oleh Amerika.
Buccino menekankan, tanggapan keras dari beberapa negara Arab setelah pemboman Israel terhadap Jalur Gaza semakin memudarkan impian AS.
Mantan Direktur Komunikasi Komando Pusat AS ini kemudian mengutip pernyataan Arab Saudi yang mengutuk Israel dan bersimpati kepada Hamas, menunjukkan bahwa Riyadh tak tertarik lagi melakukan normalisasi dengan Tel Aviv.
Pesan yang dikeluarkan oleh Arab Saudi, Qatar, dan Iran yang menentang Israel bertentangan dengan kepentingan Amerika yang menyatukan kekuatan militer Israel dan negara Arab tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: