Tim Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Melaksanakan Budi Daya Kopi sebagai Kandidat Olahan Herbal

Tim Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Melaksanakan Budi Daya Kopi sebagai Kandidat Olahan Herbal

Tim dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya melaksanakan budi daya kopi sebagai kandidat olahan herbal di Desa Pasir Batang Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.-Istimewa-

Tim Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Melaksanakan Budi Daya Kopi sebagai Kandidat Olahan Herbal

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Tim Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Desa Pasir Batang Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Apt Rani Rubiyanti MFarm menjelaskan pengabdian kepada masyarakat ini mengambil tema Pemanfaatan Lahan untuk Budi Daya Kopi sebagai Kandidat Olahan Herbal melalui Aplikasi Biochar dengan Memanfaatkan Limbah Kerajinan Kayu.

Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan sebanyak 3 kali. Pertama penjajakan pada bulan Juli, tepatnya pada tanggal 10 Juli 2023. Kemudian pelaksanaannya tanggal 24 Juli 2023. Direncanakan akan ada evaluasi pada tanggal 14 Agustus 2023.

BACA JUGA: Resmi! Sebegini Tarif Layanan Pengisian Listrik di SPKLU Sekali Charging

Dosen yang terlibat dalam pengabdian ini adalah Apt Rani Rubiyanti MFarm dengan anggota Apt Tovani Sri MSc. Mahasiswa yang terlibat sebanyak 3 orang. Sedangkan narasumber dari akademisi dan praktisi yaitu Indra Permana.

Alasan pelaksanaan pengabdian ini ada 3 poin. Pertama, belum adanya produksi tanaman obat yang dapat dijadikan olahan herbal sebagai antidiare.

Sehingga, Rani melihat adanya solusi yaitu perlu adanya tanaman obat untuk menangani tingginya kejadian diare di Desa Pasir Batang melalui penanaman kopi.

Target yang dihasilkan yaitu memiliki lahan budi daya kopi arabika yang dapat dijadikan sebagai pengobatan diare.

BACA JUGA: Bukan Tolak Full Day School, Tapi Protes Kebijakan 5 Hari Kerja

Kedua, banyaknya limbah kayu hasil kerajinan rumah tangga sehingga ini menjadi alternatif dari segi kewirausahaan. Dimana, limbah kayu hasil kerajinan rumah tangga perlu diolah dan dimanfaatkan menjadi biochar.

Sehingga, sesudah mendapatkan pelatihan atau penyuluhan terkait biochar pada tanggal 24 Juli 2023, masyarakat memiliki keterampilan mengolah limbah kayu hasil kerajinan rumah tangga tersebut.

Apalagi masyarakat dalam pengabdian ini adalah para petani. ”Hingga kami mengundang 30 orang pertani untuk menjadi target kami melaksanakan kegiatan pengabdian ini,” kata dia.

Ketiga, banyaknya lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal sehingga pemanfaatan lahan, banyak limbah kayu yang diolah menjadi biochar dan produksi tanaman obat yang di sini difokuskan pada tanaman kopi akan menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: