Jepang Fokus Mendidik Karakter, Indonesia 'Riweuh' Zonasi PPDB Ada KK Palsu Sampai Uang Puluhan Juta

Jepang Fokus Mendidik Karakter, Indonesia 'Riweuh' Zonasi PPDB Ada KK Palsu Sampai Uang Puluhan Juta

Di Indonesia sibuk zonasi PPDB kalau di Jepang fokus mendidik karakter anak-anak usia sekolah.-tangkapan layar-

Anak-anak bermain dalam beberapa kelompok, mengikuti arahan gurunya melakukan beberapa kegiatan melatih kekompakan tim.

Sementara di dalam ruang kelas, terlihat ketika ada Tanya jawab mayoritas anak-anak itu aktif.

Misalnya ketika menjawab pertanyaan guru maupun mengajukan pertanyaan kepada gurunya. Mayoritas anak-anak itu mengacungkan tangan berebutan menjawab atau bertanya.

Ketika tiba waktunya istirahat ada yang jauh berbeda dengan situasi di sekolah Indonesia umumnya.

Anak-anak di Jepang bermain di lapangan bersama teman-temannya.

Anak-anak itu juga tidak perlu jajan ke luar sekolah. Sudah disediakan makanan dan minuman yang gizinya terjaga.

Berbeda umumnya dengan anak-anak di sekolah Indonesia. Istirahat berhamburan jajan di luar sekolah yang kualitas gizi jajanan itu kadang tidak jelas.

Memang di sekolah Indonesia ada kantin-kantin sekolah, tetapi tetap kualitas gizi dan kesehatan makanan bagi Tumbuh kembang anak belum terperhatikan.

Fokus pendidikan di Jepang bukan kepada pendidikan akademik.  Keluarga dan sekolah lebih focus memberikan pelajaran tata karma, nilai-nilai kebaikan, dan kedisiplinan.

Dari sinilah pembangunan karakter itu dimulai. Anak-anak diajarkan kemandirian. Ke sekolah tidak diantar. Berapa pun umur mereka tetap harus pergi dan pulang sekolah sendirian atau dengan teman-temannya.

Anak-anak ke sekolah jalan kaki, naik sepeda, atau naik bus dan kereta. Mereka dilarang ke sekolah mengendarai mobil atau motor.

Tujuannya melatih anak-anak itu etos kerja keras dan sifat berhemat.

Tidak heran hasil pendidikan itu membawa negara Jepang menjadi terkenal dengan kejujurannya.

Salah seorang pimpinan pondok pesantren terkenal di Kota Tasikmalaya pernah merasakan ketakjubannya dengan karakter di Jepang.

Suatu kali dirinya ke Jepang dan tertinggal kamera di kawasan wisata. Ketika kembali ke lokasi tempat wisata itu, ternyata kamera masih ada di tempatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: