Mantan Kapolres Tasikmalaya Kota yang Mendapat Promosi Bintang 3 Launching CSIRT Bersama Wakapolri

Mantan Kapolres Tasikmalaya Kota yang Mendapat Promosi Bintang 3 Launching CSIRT Bersama Wakapolri

Komjen Pol Sutana, mantan Kapolres Tasikmalaya Kota yang mendapat promosi bintang 3 launching CSIRT bersama Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono.-Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN-

BACA JUGA: Daftar KlubTerkaya di Dunia: Juventus Peringkat 11, AC Milan Dua Tingkat di Atas Inter Milan

Seperti dikutip dari Instagram@divisihumaspolri bahwa Polri bekerja sama dnegan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) membentuk CSIRT (Computer Security Incident Response Team).

Peluncuran CSIRT dilaksanakan di Rupattama Mabes Polri, Jakarta, Kamis 15 Juni 2023.

Pembentukan CSIRT merupakan upaya merespons dinamika ancaman serangan keamanan siber sehingga dapat terciptanya kelancaran operasional personel Polri.

Peluncuran diresmikan oleh Wakapolri Komjen Pol Prof Dr Gatot Eddy Pramono MSi bersama Waka BSSN Komjen Pol Drs Suntana MSi.

BACA JUGA: Peringkat UEFA: Masuk Final Liga Champions Posisi Inter Melejit, AC Milan Naik Tiga Tingkat, AS Roma 10 Besar

Komjen Pol Suntana merupakan mantan Kapolres Tasikmalaya Kota yang mendapat promosi bintang 3 alias Komisaris Jenderal.

Komjen Pol Suntana merupakan putra daerah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Lulusan Akpol 1988 ini berusia 57 tahun (kelahiran 2 Juni 1986).

Sebelumnya diberitakan Karir Komjen Pol Suntana cemerlang. Jejaknya terpantau Radartasik.com sejak ia menjabat Kapolres Tasikmalaya Kota tahun 2007 hingga 2008.

Saat itu AKBP Suntana menjabat Kapolres Tasikmalaya Kota menggantikan seniornya AKBP Artsianto Darmawan lulusan Akpol 1986.

BACA JUGA: Playmaker Persib Latihan Mandiri di Spanyol, Kapan Tyronne del Pino Datang ke Bandung? Ini Penjelasannya

Mengawali sebagai pemegang tongkat komando di Polres Tasikmalaya Kota, lulusan Akpol 1988 itu langsung dihadapkan tantangan sangat sensitif.

Dia harus menuntaskan kasus dugaan penistaan agama Islam dengan terduga pelaku seorang pimpinan perusahaan otomotif ternama di Kota Tasikmalaya.

Situasi saat itu terbilang panas mengingat terduga pelaku seorang non muslim. Hal yang sangat sensitif di Tasikmalaya saat itu.

Sebab, salah dalam penanganan bisa jadi ”bola liar” yang dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab menciptakan kondisi chaos (kacau).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: