Rifda Widi

Rifda Widi

--

Apakah Rifda berminat mengelola Widi? "Pasti dong," katanyi. 

Apalagi proyek Kampung Agrinex yang di pedalaman Banten itu sudah terealisasi. Saya belum pernah ke kampung Agrinex itu. Tentu saya ingin ke sana. Apalagi kalau bisa bersama para komentator perusuh Disway. Beserta jamaahnya. Siapa tahu makan buah tropik Agrinex bisa menjinakkan mereka. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 14 Desember 2022: Lelang Widi

Mirza Mirwan

Saya tengak di situs Sotheby's sudah tak ada lagi penawaran kepulauan Widi. Entah kenapa. Padahal penutupannya masih tgl. 14 Desember -- artinya sampai besok siang pukul 12 WIB. Yang ada (dari Indonesia) hanya penawaran patung-patung kayu dari Dayak, yang ditawarkan antara $8.000 sampai $20.000. Karena tak dapat melihat deskripsi penawarannya, saya tidak tahu yang ditawarkan itu fisik kepulauan atau saham PT LII, pemegang kuasa pengelolaan kepulauan di Laut Halmahera itu. Natalia Kira Catherine, CEO PT LII, bilang "hanya mencari investor melalui mekanisme lelang bekerjasama dengan Balai Lelang Sotheby'". Tetapi yang ramai dalam pemberitaan adalah "pelelangan kepulauan Widi". Jangan-jangan deskripsi penawarannya memang begitu. PT LII memegang kuasa pengelolaan kepulauan Widi melalui MOU dengan Prov. Maluku Utara dan Pemkab. Halmahera Selatan sejak 2015. Tetapi sampai kini, kata Bupati Usman Sidik, PT LII tidak melakukan kegiatan apapun. Kalau sekadar mencari investor, melalui lelang sekalipun, tentu tidak masalah. Yang menjadi masalah ialah sampai sekarang PT LII belum pernah mengajukan permintaan PKKPRL -- Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut -- ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Yang bilang begitu sang dirjen sendiri, Victor Gustaaf Manoppo. Ruwet jadinya. Yang jelas, bahkan sebelum pembukaan lelang, Kodim 1509/Labuha, Halsel, sudah menempatkan personelnya di Widi. 

Pryadi Satriana

Ada beberapa kesalahan konseptual mendasar yang perlu diluruskan. Pertama, istilah 'dilelang' tidak tepat! Pengertian 'DILELANG' adalah 'DIJUAL kepada penawar tertinggi oleh pejabat lelang. PT LII BUKAN PEMILIK PULAU, sekadar punya 'hak pengelolaan'. Karena kekurangan modal, PT LII mau mencari 'partner' untuk menjalankan 'hak pengelolaan' itu. Kedua, 'hak pengelolaan' tidak bisa disahamkan, yg bisa disahamkan adalah PT LII. Jadi, PT LII 

Pryadi Satriana

(sambungan) mestinya menjual sahamnya bukan 'hak pengelolaan', dan itu dilakukan di bursa dan bukan balai lelang! Sekarang tentang tulisan Dahlan Iskan: "Jadi lelang itu jual pulau atau jual saham? Apa bedanya?" Ungkapan di atas sangat provokatif. Mestinya Dahlan tahu, mosok seorang Prof. Dr. (HC) yang sudah keliling memberi kuliah umum di universitas2 ndhak tahu. KALAU MEMANG NDHAK TAHU, BERHENTI AJA MEMBERI KULIAH UMUM, apalagi kalau diberikan ke fakultas ekonomi & bisnis. Malu-maluin, Pak! Kalau memang ndhak tau malu ya terusin aja! Saran saya: Bapak bisa keliling2 ngajari senam ke ibu-ibu PKK. Salam. Rahayu.

Jimmy Marta

Santai sajalah dg isu ini. Tidak masalah, jual saham atau ganti pemilik. Jualnya mau di bursa efek atau marketplace boleh saja. Mau lelang online atau di sotheby, silakan. Kalau mau lebih hebat, dibuat ala Hongkong saja. Sewa sekian puluh tahun. Setelah maju kembali ke pangkuan ibu. Toh dikita kemampuan untuk membangun sangat lemah. Jangan kan pulau 3T, yg terdalam sekalipun masih ada yg belum maju. Begitupun soal konsesi2 an. Ingin 10.000ha atau berapa tahun no problem. Toh konsesi KCJB yg dibuat jadi 80 tahun, LBP gk masalah.

Mirza Mirwan

Bagi pembaca CHD yang punya barang antik, entah itu terompah Nabi Adam, kutangnya Cleopatra, gelang Ratu Balqis, anggur peninggalan Firaun, pedang peninggalan Gajah Mada, dan barang antik lainnya, silahkan menjualnya lewat Sotheby's. Gak perlu di Sotheby's New York, London, Hongkong, atau kota-kota mancanegara lainnya. Cukup di Sotheby's Jakarta. Anda hanya dikenakan komisi 10% dari harga jual. Jadi kalau keris Mpu Gandring, misalnya, laku terjual Rp1triliun, anda masih menerima Rp900miliar. Anda juga bisa menjualnya lewat Christie's. Juga ada di Jakarta Balai lelang yang ini lebih muda 22 tahun ketimbang Sotheby's -- Christie's berdiri 1766, Sotheby's 1744. Tetapi persentase komisi di Christie's beda dengan di Sotheby's. Di Christie's kalau kalau tongkat Mak Lampir laku terjual Rp500juta, misalnya, komisinya 20% (Rp100juta). 

Leong putu

Tangan kotor langsung dibasuh / Badan kotor langsung mandi / Mungkin mereka para perusuh / Sedang ikut lelang pulau widi / ... @lelangperusuh

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: