Amara Rababu, Sejarah Peteng Galunggung Jadi Pagelaran Drama Teater Dongkrak Tasikmalaya
Mandiminyak saat menggoda Rababu dalam drama Amara Rababu, Sejarah Peteng Galunggung yang ditampilkan teater Dongkrak Tasikmalaya di GKKT, Minggu 4 Desember 2022 sore. - Rezza Rizaldi-radartasik.disway.id
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Teater Dongkrak Tasikmalaya menggelar pagelaran drama berjudul Amara Rababu, Sejarah Peteng Galunggung selama 2 hari, Sabtu-Minggu 3-4 Desember 2022 di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya (GKKT).
Drama ini cukup menyedot perhatian para pelajar maupun mahasiswa. Seluruh kursi ruang GKKT terisi penuh.
Mereka menyaksikan cerita drama berdurasi sekitar 70 menit yang disutradarai Tatang Pahat dan Penulis Naskah, Nazarudin Azhar.
"Ini cerita drama tentang pengkhianatan. Jadi ceritanya ada manuskrip bahwa di Galunggung itu ada persoalan pengkhianatan keluarga," ujar budayawan Tasikmalaya itu.
BACA JUGA:Motor Listrik Alessa eX3000 Telah Hadir di Tasikmalaya, Diklaim Unggul di Kelasnya
Dia bercerita, Wretikandayun ini Raja Galuh dan punya anak 3. Yaitu anak pertamanya Sempakwaja, anak keduanya Jantaka, dan anak ketiganya Mandiminyak.
Kebetulan yang dicalonkan jadi Raja Galuh itu adalah anak yang paling kecil, Mandiminyak. Anak pertama dan kedua memiliki cacat.
Teater Dongkrak Tasikmalaya menggelar pagelaran drama berjudul Amara Rababu, Sejarah Peteng Galunggung selama 2 hari, Sabtu-Minggu 3-4 Desember 2022 di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya (GKKT)- Rezza Rizaldi-radartasik.disway.id
Lalu, anak yang paling besar Sempakwaja diutus Wretikandayun menjadi resi di Galunggung.
"Sempakwaja ini punya istri namanya Rababu. Istrinya ini diselingkuhi sama adik bungsunya, Mandiminyak sampai dia punya anak," terangnya.
BACA JUGA:Waduh Kamar Kosan Dijadikan Gudang Miras di Indihiang, 973 Botol Minuman Beralkohol Disita
Anak tersebut nantinya yang meneruskan kerajaan Galuh setelah Mandiminyak meninggal. Lalu anaknya ini menjadi raja rajanya di pulau Jawa.
"Pesan dari cerita ini apapun itu drama tentang pengkhianatan bisa terselesaikan dengan kebijaksanaan. Artinya dengan kebijaksanaan peradaban tetap jalan. Tapi dengan persoalan kebijakan. Maka di sini ada kebijaksanaan Sempakwaja," bebernya.
Dia menambahkan, drama ini juga membongkar sejarah yang ditutup-tutupi. Sejarah peteng ini ditutup-tutupi karena aib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: