Drama Drama

Drama Drama

--

Rihlatul Ulfa

Di cakap-cakap Tempo. disebutkan perputaran obat sirup anak yg diproduksi di Indonesia ada sekiar 200an merek dengan perputaran uang 5 triliun. BPOM dan Kemenkes berbeda arah dalam menangani kasus gagal ginjal akut pada anak yg menyebabkan kematian lebih dari 150 anak. BPOM menyangkal bahwa kejadian gagal gijnal akut bukan disebabkan oleh obat syirup tersebut. tetapi Kemenkes berfikir kejaidan luar biasa itu karena dari obat syirup tersebut. apalagi WHO saat itu sudah merilis beberapa nama merek obat syirup dengan kasus di India. apakah BPOM ada kongkalikong dengan perusaan2 obat? 

Liam Then

Dugaan Bang YA, hampir pasti tidak benar. Saya kasih tahu. Orang Tionghoa, urusan duit sama sodara sendiri saja, genggam kuat,apalagi aset segede itu ke keluarga lain. Juga kuat secara hukum. Jadi secara logika budaya dan logika hukum peluang terjadi hampir tidak mungkin. Di dunia bisnis modern memang banyak keajaiban. Apalagi di pasar modal. Orang bisa menjadi triliuner dalam beberapa pekan. Pak Sandiaga Uno yang mantab meroket, Big Bosnya RCTI yang juga meroket. Ada lagi akhir-akhir ini perusahaan penyedia server data yang luar biasa meroket. Pada akhirnya menelisik latar belakang semua orang tersebut. Mereka mainnya sangat jauh, pengetahuan dan skill nya luar biasa, stamina dan will power , daya jauh jangkau pandangan, semangatnya ,bukan orang biasa punya. Itulah hasil bakat alami+pendidikan. Di kita sini bakat alami banyak, pendidikan yang kurang. Ada juga yang merangkak ke atas, tertatih-tatih dari bawah seperti Bos kita yang anda sudah tahu, mau belajar bikin pabrik kertas sama teman tidak di kasih tahu, karena alasannya ia sudah tahu. Akhirnya sibuk cari tahu sendiri. Yang ini lebih langka lagi, dari asal pegang cangkul, sampai jadi punya pabrik listrik. Yang saya duga lagi pening ,karena gas dan batu bara naik luar biasa. Makanya kemarin itu ke Kaltim, mau survey sekalian belajar gali batu bara. Sama bos yang punya kebun binatang itu. Tapi pesan saya jangan liat enaknya. Siapkan cash tiap bulan untuk ratusan ,ribuan karyawan. Itu pening besar. 

Liam Then

Olahhan Singkong ,lebih cocok untuk jadi pangan pengganti. Perut orang Indonesia , yang sudah bisa terbiasa dengan mie. Tentu bisa "kembali" dibiasakan dengan olahan singkong. Saya sebenarnya mau langsung aja nyebut tiwul,tapi malu. Dari dulu riya di kolom komentar , bahwa saya penggemar tiwul dilabur parutan kelapa dan gula merah. Orang Indonesia itu latah dan suka meniru, suka ikut trend. Bisa itu coba di tayangkan di tv, di edarkan press release, pejabat tinggi kita makan pagi ,siang dan sore pakai tiwul + lauk pauk. Jangan kawula di suruh makan tiwul , sagu. Yang diatas malah tetap nasi dari beras impor dari Jepang, yang ternyata hasil ekspor porang ,steak, lobster, dan sebagainya. Semakin banyak macam pangan utama, semakin bagus ketahanan pangan Indonesia. Biarlah Sagolicious, jadi leader dalam pemasaran high end produk Sagu. Buat kalangan umum, terpenting itu yang cepat, terjangkau, bikin kenyang lama , juga sama gizi. Saya pernah baca , uraian seorang penjawab di internet, atas pertanyaan, kenapa tinggi rata-rata orang Indonesia rendah. Ada jawaban, 2 saudara kembar, satu di adopsi oleh orang negeri, satunya oleh kerabat di dalam negeri. Belasan tahun kemudian, dua saudara ini bertemu, tinggi badan beda belasan senti.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: