Dinas Pendidikan Hentikan Sementara Program MBG di Rajapolah Tasikmalaya Akibat Dugaan Keracunan

Dinas Pendidikan Hentikan Sementara Program MBG di Rajapolah Tasikmalaya Akibat Dugaan Keracunan

Kondisi salah satu pelajar yang diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari Program MBG saat dirawat di Puskemas Rajapolah Tasikmalaya, Jumat 2 Mei 2025. istimewa for radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Dinas Pendidikan untuk mendukung gizi siswa sekolah, kini menjadi sorotan. 

Di Kecamatan Rajapolah, puluhan siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut pada Rabu 30 April 2025.

Insiden ini memicu respons cepat dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya. Sebanyak 27 siswa harus mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Rajapolah. 

Hingga Jumat 2 Mei 2025, sembilan di antaranya masih menjalani perawatan intensif akibat kondisi yang belum stabil.

BACA JUGA:Perayaan Hardiknas di Kota Tasikmalaya: Viman Ngajar di SD, Diky di SMA

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Jani Maulana, mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan penghentian sementara program MBG khusus di wilayah Rajapolah. 

Keputusan ini diambil demi menjaga keselamatan siswa dan mendukung proses investigasi yang kini tengah berjalan.

“Kami tidak ingin mengambil risiko lebih jauh. Walaupun distribusi makanan dalam program MBG selama ini mengikuti standar operasional prosedur, kejadian ini menjadi peringatan penting,” kata Jani saat dikonfirmasi, Jumat 2 Mei 2025.

Menurutnya, seluruh sekolah dan pihak terkait telah diminta melakukan pendataan menyeluruh terhadap siswa yang menerima makanan pada hari kejadian.

BACA JUGA:Evaluasi Jabatan Sekda Tasikmalaya Masih Berproses, Mohamad Zen Serahkan ke BKPSDM

Pendataan ini dilakukan untuk memetakan siapa saja yang terdampak, serta sejauh mana dampak kesehatannya.

“Langkah ini penting agar kita memiliki data yang akurat, termasuk sebagai bahan evaluasi bagi pelaksanaan program ke depannya,” ujarnya.

Untuk mengetahui penyebab pasti insiden tersebut, sampel makanan yang diduga menjadi sumber keracunan telah dikirim ke laboratorium di Bandung. 

Hasil uji laboratorium akan menjadi rujukan utama dalam menentukan nasib program MBG di Rajapolah, apakah akan dilanjutkan atau dihentikan secara permanen.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait