Drama Drama
--
Oleh: Dahlan Iskan
AKANKAH ''pembajakan'' KTT G20 akan terulang di Bali? G20 pernah dibajak habis-habisan secara politik: 2018. Itu bisa terulang di KTT G20 sekarang ini. Yang dibuka oleh Presiden Jokowi hari ini.
Waktu itu pembajaknya Presiden Donald Trump. Dia membuat drama besar di KTT G20 di Argentina 2018: Trump melakukan personal KTT dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Maka perhatian dunia tidak lagi ke KTT G20. Pertemuan Trump dengan Jinping lebih menarik. Hubungan dagang kedua negara lagi seperti bara pemanggang sate. Membakar seluruh sate di 20 negara besar. Bahkan seluruh dunia.
Maka kalau ada pertanyaan: apakah hasil KTT G20 di Argentina? Tidak hanya Anda yang ingat jawabnya: drama duo kepala negara. Hanya drama Trump-Jinping yang diingat: sate itu gosong. Tidak bisa dimakan. Dua negara justru saling tinju: meningkatkan tit-for-tat.
Pun sampai sekarang: belum ada sate baru yang bisa dibakar. Justru yang sudah gosong itu dibuat abu sekalian. Lewat Ukraina.
Tanpa ingin bertemu Jinping barangkali Trump tidak ingin datang ke KTT G20 Argentina. Ia termasuk tokoh yang ogah-ogahan menghadiri forum seperti G20. Hasilnya dianggap tidak langsung bermanfaat bagi negaranya. Padahal Trump punya moto: America First.
Di KTT G20 tahun berikutnya, di Osaka, Trump menyiapkan drama yang lain: ia ajak putrinya, Ivanka, ke Osaka. Heboh. Ivanka tidak punya legalitas sebagai diplomat Amerika. Tapi ia anak Trump.
Di Osaka, Ivanka aktif mingle dengan banyak kepala negara. Yang diajak bicara juga terlihat senang-senang saja. Maka foto-foto Ivanka dengan tokoh dunia lebih mendominasi media. Ivanka begitu sering tertawa lebar. Tertawa lepas. Medsos, waktu itu, sampai membahas khusus tawa Ivanka itu secara khusus.
Trump tampaknya memang perlu mempromosikan Ivanka kepada tokoh-tokoh utama dunia. Bahkan juga kepada Kim Jong-un. Maka drama berikutnya: Trump bertemu pemimpin Agung Korea Utara Kim Jong-un.
Memang KTT dengan Kim itu tidak di forum G20, tapi itulah yang diingat publik ketika ditanya apakah hasil KTT G20 di Osaka tahun 2019.
Setelah dua drama itu, tahun berikutnya muncullah ''drama'' sunyi. Yakni di KTT tahun 2020 di Riyadh. Tidak ada yang hadir. Covid-19 melanda dunia. KTT G20 dilaksanakan secara virtual.
Apakah akan drama lagi di KTT Bali tahun 2022 ini?
Kalau saja Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Zelenskyy hadir mungkin ada drama besar sekali. Tapi Putin tidak hadir. Zelenskyy yang statusnya hanya undangan khusus hanya ikut KTT lewat online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: