Menghitung Hari

Menghitung Hari

--

@JK Tolong sampaikan kritik saya ke Pak Pry, "Pak Pry cemen. Ga bisa login aja koar-koar diblokir. Playing victim."

AnalisAsalAsalan

@EVMF Sampean ini nggondokan, ngambekan ternyata... Seharusnya tanya dulu di forum Disway ini, jangan langsung mengambil kesimpulan. Kalau ga ngerti IT, tanya sama orang IT. Saya bertahun-tahun di bidang IT, tahulah kualitas Admin Disway. Mereka belum levelnya blokir-memblokir. Hahahahaha.

Mahmud Al Mustasyar

Presiden Korsel minta maaf atas tragedi Itaewon. Kalau peristiwa Kanjuruan cukup Kapolres saja.

Leong putu

Tips simpel : Pernahkah Anda menerima ancaman seperti berikut ini dari istri? " Pa...kalau hari ini Papa pulang larut malam lagi, Aku akan kunci pintunya, Papa tidur luar saja". Pernah ? Lalu bagaimana mengatasinya ? Santai saja. Berikut tipsnya akan saya bagi : Jika kejadian seperti di atas menimpa Anda, anda santai saja. Anda cukup merubah posisi MCB di meter listrik rumah anda, dari On menjadi Off, lalu tunggu beberapa saat. Pintu akan segera terbuka. Kalau tidak berhasil ada baiknya anda minta maaf dan turuti perintah istri. ----sekian----

Leong putu

Saya kalau sampai diblokir Disway, saya akan nyantai saja. No réken Not worry. Saya akan bingung kalau diblokir istri, apalagi sampai gak bisa login. Weeeeh...bisa gelap dunia terasa. Xixixixi.....

Pryadi Satriana

Hmm..., terima kasih buat Pak Johannes Kitono, Bung Amat Kasela, Pak Liang YangAn, Pak Chei Samen, dan Kang Sabarikhlas dll. Tabik. Jangan sekali-kali 'menantang hukum' - bersikap 'berani mati' tak takut dipermasalahkan secara hukum - kalau memang 'tidak bersih' secara hukum! Sekeras apa pun Anda bicara, kalau memang 'bersih secara hukum', Anda tidak akan bisa dipermasalahkan secara hukum! Kalau ndhak, itu konyol! Seperti yg dilakukan Alvin. Konyol! Sbg 'lawyer', logika Alvin 'melompat-lompat', 'bermain-main dg asumsi' dan bias thd fakta. Saya pernah kritik Alvin di Disway. Jika cara berpikir Alvin yg 'melompat-lompat' dan sembrono, mendasarkan pada asumsi dan bukan bukti - contohnya tuduhannya tentang Sambo & Listyo Sigit - tidak segera diperbaiki, Alvin hanya akan terkenal - terkenal 'banyak bacot' kayak Sugik Nur - tapi tidak akan pernah sukses sbg 'lawyer'! Anaknya ikut2 papanya: berani, 'banyak bacot', dan konyol. Nasibnya - jika sikap, bicara, dan cara berpikirnya ngikuti papanya - ndhak akan jauh dari papanya. Ngikuti orang konyol akan jadi konyol juga. Lebih konyol lagi Dahlan Iskan, anak yg secara hukum belum dewasa, secara psikologis labil & sdg mencari identitas, telah diperlakukan spt seorang mahasiswa hukum atau lulusan fakultas hukum. Itu tidak memberikan semangat bagi Kate, malah menjerumuskan! Semoga Pak Dahlan Iskan segera menyadari kekonyolannya & memberikan nasihat atau pun masukan kepada Kate agar bisa belajar dari kesalahan papanya. Salam. Rahayu.

Bambang Nursusanto

Hmm...anak yang luar biasa...nampak cerdas dan berani...namun keberaniannya perlu dibarengi dengan nalar dan nurani ... perlu belajar lebih banyak.... "terus belajar dan hati hati, nanti akan banyak yang membutuhkan bantuanmu Nak" #salam 

Liam Then

Aura dewasa kate di foto artikel sangat kuat! Tapi pernak-pernik Marvel di sekelilingnya, menunjukan hal sebaliknya. Romantisme membela kebenaran, mendobrak semua ketidakadilan dalam cerita fantasi selalu berakhir happy ending, dengan immortal hero sebagai pemenangnya. Di dunia nyata tidak begitu. Endingnya bisa menggantung. Terkunci. Habis banyak. Habis waktu. Hukum manusia di dunia nyata sangat kompleks. Membela kebenaran dengan cara yang "dianggap benar" Membela kebenaran dimata hukum dengan cara melanggar hukum. Melanggar hukum dengan dalih membela kebenaran. Menggunakan hukum untuk membela ketidakbenaran. Entah, mana yang benar. Semoga Kate tambah dewasa, paham, dan mahir akan tata cara hukum di Indonesia. Semoga juga jika dewasa nanti, Kate akan lebih terbuka matanya, Patung superhero asing itu tidak "cool" . Itu bukti kate sudah termakan cuci otak konsumerisme ala Amerika. Ah, saya juga sama, dulu seumuran Kate, tak mampu beli patungnya, poster gede saya tempel di dinding kamar. Tapi paling tidak rasa lokal pajangan kamar saya masih ada bau-bau lokalnya, dengan deretan serial Wiro Sableng 212, oleh Bastian Tito. Murah dan terjangkau soalnya. Soal 212 itu ada filosofinya di jelaskan didalam salah satu buku Wiro. Tapi saya sudah lupa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: