Menghitung Hari
--
Presiden SBY dulu juga tidak bisa sempurna. Presiden Barack Obama tidak hadir di KTT APEC 2013. Mendadak batal. Pemerintahannya lagi ''disabot'' DPR yang dikuasai Partai Republik. Pemerintah Amerika ''tutup'' sementara saat itu. Anggaran negara tidak disetujui Kongres. Padahal Obama ingin sekali hadir di Bali untuk membahas perdagangan bebas antar negara-negara Pasifik.
Tentu kondisi gedung BNDCC tahun ini sudah beda dengan tahun 2013. Kini sudah ada hotel bintang lima di kompleks itu. Waktu APEC dulu yang penting gedung konvensinya selesai. Hotelnya bisa menggunakan milik Podomoro, Sofitel, yang juga harus dikebut penyelesaiannya.
Maka kepala negara penting yang akan datang kali kedua di BDNCC hanyalah Xi Jinping. Inggris akan menampilkan wajah terbarunya: Rishi Sunak. Jerman juga sudah bukan Angela Merkel. Masing-masing negara kini lagi banyak yang ruwet di rumah tangga mereka.
Sebenarnya besar sekali yang akan dicapai di G20 ini. Ada tiga pokok agenda: arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi.
Kredo yang didengungkan pun seksi: pulih bersama, tumbuh perkasa. Recover together, Recover stronger.
Ternyata belum-belum sudah tidak bisa bersama –kalau Putin benar-benar tidak datang.
Tiga agenda besar itu, Anda pun setuju, sebenarnya begitu pentingnya. Arsitektur kesehatan global mendesak dirumuskan. Covid-19 telah menyadarkan pentingnya arsitektur itu.
Demikian juga ekonomi digital: soal pajaknya, soal transaksi valutanya, soal sistem akuntansinya, dan terutama pengawasannya.
Apalagi soal energi. Benarkah semua pihak menjalankan transisi energi ke green one secara konsisten.
Bisa saja keruwetan di banyak negara anggota, membuat tiga agenda itu bukan prioritas mereka. Mereka harus mundur lagi. Harga energi tiba-tiba menjadi lebih mahal. Penggunaan batubara tiba-tiba justru melambung tinggi. Inflasi mengancam begitu banyak negara. Kelangkaan pangan lebih mendesak diatasi.
Itulah bayang-bayang yang menghantui KTT G20 minggu depan. Untungnya Indonesia punya posisi lebih baik: pangan cukup, hujan sepanjang tahun, petani bisa bercocok tanam tiga kali setahun, inflasi terkendali.
Tentu Indonesia sangat sibuk hari-hari ini. Semua tamu harus dilayani. Target harus dicapai.
Biarlah Bali kita hidangkan untuk dunia. Anda sebaiknya tidak berlibur ke sana. Janganlah menambah keruwetan. Kecuali Anda mau ke Bali lewat jalan darat.
Tiap negara punya kepentingan nasional mereka. Ego kini lagi diuji. Ego masing-masing akan membuat mereka memilih pulih sendiri-sendiri, tumbuh sekadarnya. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 7 November 2022: Bela Papa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: