Sepekan 12 Pohon Tumbang di Bandung, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Sampai 15 Oktober

Sepekan 12 Pohon Tumbang di Bandung, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Sampai 15 Oktober

Ilustrasi Pohon tumbang menimpa truk di Jalan Rontgen, Kota Bandung, Jumat 07 Oktober 2022, kemarin. (Nizar/Jabar Ekspres)--

BANDUNG, RADARTASIK.COM – Dalam sepekan terakhir, tercatat 12 pohon tumbang di Bandung akibat cuaca ekstrem

Hujan lebat disertai angin kencang terus terjadi, memunculkan genangan banjir, serta musibah tumbahnya belasan pohon.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung mencatat, 12 pohon tumbang di Bandung terjadi sepanjang kurun waktu 2-7 Oktober 2022.

Kepala UPT DPKP Kota Bandung, Roslina mengungkapkan, kejadian pohon tumbang yang marak terjadi pada pekan awal Oktober itu, akibat kemunculan cuaca ekstrem.

BACA JUGA:Cuaca Jawa Barat, BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut Sepekan ke Depan 

"(Akibat, red) kondisi cuaca ekstrim periode 2-8 Oktober, kata Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG)," ungkap Roslina saat dihubungi Jabar Ekspres, Sabtu 08 Oktober 2022.

Pohon tumbang juga terjadi lantaran masalah dalam perakaran pohon itu sendiri yang sudah keropos. 

"Kalau akarnya kuat, jarang (tumbang). Paling patah dahan karena efek angin dan hujan tinggi," pungkasnya.

Sementara BMKG mengimbau masyarakat termasuk Jawa Barat waspada cuaca ekstrem sampai 15 Oktober 2022 masih berpotensi terjadi, dampak dinamika atmosfer di wilayah Indonesia.

BACA JUGA:16 Syarat Pendaftaran Prajurit Karir TNI 2022 Masih Dibuka, Simak di Sini!

Sudah sepekan terakhir ini, hujan lebat mengguyur beberapa daerah di Indonesia dan menimbulkan bencana banjir, tanah longsor serta banjir bandang.

Dengan begitu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam keterangan resminya mengabarkan, analisis terkini bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah termasuk Jawa Barat.

Hasil analisis BMKG, dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

Selain itu aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti MJO (Madden Jullian Oscillation) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin, secara tidak langsung meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jabarekspres.com