Jabar Siaga Satu Bencana Hidrometeorologi, Gubernur Ajak Warga Aktif Cek Cuaca
Alat berat diturunkan saat membersihkan material longsoran yang menimpa Jalan Garut-Tasikmalaya, Minggu malam, 11 September 2022. Foto: Istimewa --
BANDUNG, RADARTASIK.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menerapkan status siaga satu bencana hidrometeorologi.
Penerapan status siaga satu ini sebagai tindak lanjut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Barat.
Beberapa hari lalu, BMKG Jabar telah merilis perkiraan cuaca bahwa bulan ini akan mengalami curah hujan dengan intensitas tinggi.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan pihaknya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar telah menerapkan status siaga satu terhadap kebencanaan.
BACA JUGA: Ini Dia Sosok Muhammad Said Fikriansyah, Pemuda Cirebon yang Disebut Sebagai Hacker Bjorka
”Memang ini sudah musimnya, setahun ada kurang lebih 2.000 kebencanaan, BPBD se-Jabar juga sedang siaga satu,” ujar pria yang kerap disapa Kang Emil di Gedung Sate Kota Bandung pada Rabu 14 September 2022.
Dia mencontohkan ada longsor dan ada yang meninggal juga itu sudah ditangani. Di lapangan mitigasi bencana juga sedang dilakukan. ”Semua relawan kebencanaan juga sudah siaga satu,” kata dia seperti dikutip dari radarjabar.disway.id.
Selain telah menerapkan status siaga satu, Kang Emil juga meminta kepada masyarakat untuk aktif dan berkoordinasi dengan aparat setempat untuk mengetahui jika nantinya akan terjadinya potensi bencana.
”Kita perintahkan aktif di WhatsApp grup (sosial media, red). Jadi budaya mengecek cuaca sekarang harus jadi kebiasaan. Biasanya orang kita hanya menganggap kemarau hujan, kemarau hujan kalau orang luar negeri tiap hari cek cuaca,” ungkapnya.
Meski begitu, ia menuturkan bencana yang diakibatkan oleh cuaca buruk di Jawa Barat terbilang mengalami penurunan dari periode September tahun lalu.
”Sampai ke hari ini jumlahnya (bencana alam) lebih sedikit dari tahun lalu. Per September jika dibandingkan. Mudah-mudahan sampai Desember nggak ada yang lebih parah lagi,” imbuhnya.
Selain soal bencana, Kang Emil mengatakan dengan masuknya musim penghujan saat ini, penyebaran demam berdarah dengue (DBD) juga telah menjadi antensi. Sebab, tingkat fatalitas dari kasus DBD selalu menjadi fluktuatif.
”Sehingga kita imbau kepada masyarakat jika butuh fogging bisa lapor ke kami (Pemprov Jabar), nanti kami ada gerakan memfogging ke wilayah-wilayah yang diduga punya tingkat DBD cukup tinggi,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarjabar.disway.id