Tragis! Warga Tasikmalaya Meninggal saat Hendak Berobat, Jenazah Ditandu Lewati Jembatan Gantung

Tragis! Warga Tasikmalaya Meninggal saat Hendak Berobat, Jenazah Ditandu Lewati Jembatan Gantung

Kolase warga Desa Campakasari, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya membawa jenazah dengan tandu melewati jembatan gantung. istimewa for radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Tragis dan ironis. Seorang perempuan warga Kabupaten Tasikmalaya, meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju klinik untuk berobat. 

Namun bukan hanya kabar duka yang mencuat, melainkan juga potret buram infrastruktur di wilayah selatan Tasikmalaya yang kembali jadi sorotan.

Kokom, warga Kampung Ciamtayan, Desa Campakasari, Kecamatan Bojonggambir, mengembuskan napas terakhir sebelum sempat mendapatkan pertolongan medis. 

Ia semula hendak menuju klinik di Desa Ciheuras, Kecamatan Cipatujah, menggunakan sepeda motor yang dikendarai suaminya, Agus. 

BACA JUGA:Manajer Resto Crown Kota Tasikmalaya Mundur Usai Viral Video Joget Erotis, Begini Katanya

Hal ini terpaksa dilakukan karena mobil ambulans tidak bisa menembus jalan rusak parah yang menjadi satu-satunya akses keluar desa.

Di tengah perjalanan, kondisi Kokom memburuk dan ia meninggal sebelum tiba di fasilitas kesehatan. 

Demi memastikan penyebab kematian, jenazah tetap dibawa ke klinik swasta terdekat. 

Namun, lagi-lagi masalah infrastruktur menghadang. Ambulans tak mampu menembus lokasi, sehingga jenazah harus diangkut menggunakan pikap, lalu ditandu warga melintasi jembatan gantung.

BACA JUGA:Cegah Pelajar Keluyuran Malam, Kota Tasikmalaya Terapkan Jam Pulang Maksimal Pukul 21.00 WIB

Jembatan tersebut, yang biasanya digunakan pejalan kaki dan pengendara motor, menjadi saksi bisu perjalanan terakhir Kokom sebuah simbol tragis dari keterbatasan akses yang masih menghantui sebagian wilayah Tasikmalaya.

Kejadian memilukan ini memantik respons dari kalangan legislatif dan eksekutif daerah. 

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Cecep Nur Yakin, menilai peristiwa ini sebagai bukti nyata bahwa keterlambatan pembangunan infrastruktur dapat merenggut nyawa.

“Ini bukan sekadar jalan rusak. Ini soal nyawa. Pemerintah tidak bisa menutup mata,” ujarnya dengan nada prihatin, Kamis 5 Juni 2025.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait