Abdurehim Gheni Tak Tahu Hidup-Mati 19 Anggota Keluarganya

Abdurehim Gheni Tak Tahu Hidup-Mati 19 Anggota Keluarganya

Di Belanda, Abdurehim Gheni mengungkapkan penindasan pemerintah China terhadap etnis Uighur saat aksi seorang diri.-Abdurehim Gheni for Radar Tasikmalaya-

Ketika Abdurehim memulai protes di Amsterdam pada 2018, masalah Uighur belum menyentuh hati nurani dunia seperti sekarang ini.

”Ketika saya menjelaskan kepada turis dari seluruh dunia bahwa Uighur adalah Turkistan Timur, banyak turis yang tidak tahu dan tidak mengerti. Mereka tidak pernah mendengarnya,” katanya.

BACA JUGA: Prajurit TNI Marah, Effendi Simbolon Bakal Jumpa Pers soal Perkataan 'TNI Seperti Gerombolan’

”Semua orang tahu Tibet. Namun sangat sedikit orang yang mengenal Uighur dan tanah kelahiran Uighur, Turkestan Timur. Oleh karena itu, saya mulai menjelaskan situasi Uighur sehubungan dengan Tibet dengan menambahkan peta Tibet dan Turkistan Timur ke dalam kampanye saya,” tuturnya. 

Dia mengungkapkan orang Uighur, seperti orang Tibet, adalah orang-orang dari negeri yang sekarang diserbu dan diduduki oleh orang China.

”Dunia tahu tentang Tibet, tetapi sedikit tentang Uighur. Mereka terkejut ketika saya menjelaskan bahwa orang Uighur memiliki kondisi dan pendudukan represif yang sama dengan orang Tibet, dan perbandingan ini mudah dimengerti,” ujarnya.  

”Oleh karena itu, melalui demonstrasi saya di Amsterdam, saya memberi tahu orang-orang yang tidak tahu apa-apa tentang Uighur atau Turkistan Timur bahwa Turkistan Timur adalah tanah yang diduduki oleh penjajah China,” katanya. 

BACA JUGA: Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan Gigi dan Mulut, Dicoba Yuk Biar Sehat 

”Saya juga memberi tahu orang-orang bahwa 19 anggota keluarga saya adalah korban genosida pemerintah China, dan bahwa bagian dari keluarga saya ini adalah contoh hidup dari jutaan orang Uighur yang tidak bersuara di kamp-kamp penjara China dan apa yang disebut ’pusat pelatihan kejuruan’ oleh pemerintah China,” tuturnya.  

”Saya telah mengumpulkan sekitar 10.000 tanda tangan dari turis dari seluruh dunia untuk mendukung kampanye saya untuk menghentikan kamp konsentrasi, menghentikan pembantaian orang-orang Uighur yang tidak bersalah, untuk mengajukan petisi kepada Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan Komite Hak Asasi Manusia Uni Eropa,” ujarnya. 

”Turis dari seluruh dunia, dan penduduk setempat, menulis di atas kain putih dalam 75 bahasa berbeda bahwa kamp-kamp di Turkistan Timur harus ditutup dan kemerdekaan dicapai untuk Turkistan Timur,” tambahnya. 

Abdurehim menyatakan jika dia berada di tanah airnya, dia akan dipenjara di kamp penjara oleh pemerintah China.

BACA JUGA: Tragis! Kades Ini Dulu Tidur di Atas Tumpukan Uang, Kini Harus Merasakan Dinginnya Sel Penjara

”Dilucuti dari semua sumber daya materi, sosial, keluarga, dan spiritual saya, seperti jutaan orang Uighur hari ini. Kemungkinan besar saya akan mati sekarang. Allah menyelamatkan saya dari takdir ini,” tuturnya.

”Untuk alasan ini saya mencurahkan sumber daya pribadi, keuangan, dan waktu saya untuk upaya ini, dan dengan sumbangan dari orang-orang murah hati yang melihat dan terhubung dengan saya dalam aksi saya seorang,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: