Abdurehim Gheni Tak Tahu Hidup-Mati 19 Anggota Keluarganya

Abdurehim Gheni Tak Tahu Hidup-Mati 19 Anggota Keluarganya

Di Belanda, Abdurehim Gheni mengungkapkan penindasan pemerintah China terhadap etnis Uighur saat aksi seorang diri.-Abdurehim Gheni for Radar Tasikmalaya-

Dia mengungkapkan organisasi Uighur dan aktivis politik di Belanda telah berkampanye melawan genosida pemerintah China dengan berbagai cara.

”Kami bekerja dengan partai-partai politik di parlemen, dan mengorganisir acara-acara kesaksian untuk mengungkap kekejaman,” tuturnya.

BACA JUGA: 43 Negara Kecam China Soal Penyiksaan Muslim Uighur

”Pada Februari 2022, Parlemen Belanda mengakui kejahatan pemerintah China di Turkistan Timur sebagai genosida. Negara ketiga di dunia yang melakukannya dan yang pertama di Eropa,” katanya.

Abdurehim memulai menyuarakan suaranya seorang diri dalam aksi di Dam Square di Amsterdam pada 23 Juni 2018 —tempat yang menjadi daya tarik wisata utama dan dikenal secara internasional.

Tampat tersebut dipilih untuk meningkatkan kesadaran secara luas akan genosida pemerintah China di Turkistan Timur melalui aksi seorang diri. 

”Saya telah menerima ancaman dari China, dan ancaman pembunuhan dari dalam negeri ini. Saya telah meminta Kementerian Dalam Negeri Belanda untuk keamanan,” tuturnya.

BACA JUGA: Akhirnya, Effendi Simbolon Meminta Maaf kepada TNI, Termasuk kepada Panglima TNI, KSAD, KSAL dan KSAU

”Pemerintah Belanda sangat memperhatikan masalah ini, dan sekarang, ketika saya melakukan protes, polisi menjaga keselamatan saya sampai saya meninggalkan lokasi protes,” ujarnya. 

”Parlemen Belanda telah mengakui tindakan pemerintah China di Turkistan Timur sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida,” ucapnya. 

Perwakilan Amnesty International di Belanda, menurut Abdurehim, mendengar ceritanya secara rinci dalam aksi itu dan mengungkapkan empati.

”Kampanye Amnesty International tentang penahanan sewenang-wenang telah memasukkan informasi tentang kerabat saya yang hilang, dengan foto mereka, dalam dua laporan mereka lainnya tentang Uighur,” ujarnya.

BACA JUGA: Hari Ini, 3 HP Pelaku Penyiksaan Sadis Bayi Monyet di Tasik Dikirim ke Mabes Polri, Ini yang Dicari Polisi

Abdurehim menyebut Kongres Uighur Dunia telah mendukung kegiatannya. Pada September 2022, Presiden Kongres Uighur Dunia, Dolkun Isa, datang ke Dam Square dan menyatakan dukungannya untuk unjuk rasa dan bertanya tentang kesejahteraannya. 

”Kongres Uyghur Dunia memberi saya penghargaan untuk aktivisme saya untuk Uighur. Ibu Rabia Qadir, mantan Presiden Kongres Dunia, juga datang ke Belanda dan menanyakan aktivitas dan kesehatan saya,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: