Siapa Membunuh Putri (10) - Beradu Headline

Siapa Membunuh Putri (10) - Beradu Headline

--

Hidup ini memang ironi bagi Monoarfa. Hanya ngomong soal Amplop Kiai di KPK langsung di kudeta. Dan kalau masih ngotot mau mempertahankan kedudukannya sebagai Ketum harus " Bagi bagi Amplop " juga. Memang tidak ada yang gratis didunia ini. Tapi kalau ada teman atau kenalan " kehilangan kaki " bisa hubungi Foundation Koh Tjoa Teng Hui ( Tel 0813-3113-3991 ) yang akan memberikan kasih palsu. Dan benar benar secara gratis !!!

Jimmy Marta

Siapa itu hacker Borja. Hingga tahu banyak kronologis kasus Munir. Tahu juga hut nya ketua DPR. Ngancam buka data Pertamina, BIN dan Presiden Jokowi. Dari yg sudah dibuka sulit sekali kita tidak percaya. Sama sulitnya saat kita harus percaya skenario pertama duren tiga. 

AnalisAsalAsalan

Hacker ya hacker, jangan ditanya siapa. Kalau tahu siapa ya bukan hacker. Hahahahaha. Yang pasti dia cerita diasuh oleh orang Indonesia yang dibuang Orde Baru, tidak boleh pulang ke RI karena dianggap PKI, padahal mereka yakin tak terlibat. Mereka ingin pulang untuk membangun negeri. Itu pengakuan yang tersebar di berita. Masalahnya hanya satu: Kalau pemerintah tidak bisa menggunakan resource dan koneksi yang ada untuk menangkapnya, hanya satu kata, "Ter-la-lu".

EVMF

Pak Pry, terpikir oleh saya dan teman-teman, apakah tidak sebaiknya Indonesia ke-depan-nya dipimpin oleh Teknokrat? Pemikiran ini berdasarkan : 1. Banyak negara mengalami kemajuan yang pesat karena dipimpin oleh teknokrat ; baik itu teknokrat ekonomi maupun teknokrat science dan teknologi. 2. Era sekarang ini Indonesia berada pada Bonus Demografi dengan didominasi oleh usia produktif yang semestinya dapat dimanfaatkan se-optimal mungkin. 3. Sumber alam Indonesia masih tersisa cukup melimpah, ini bisa dijadikan modal utama untuk kemajuan Indonesia. Sayang sekali, sejauh ini teknokrat-teknokrat Indonesia hanya sebatas menjadi Staf Ahli. Bukankah sebaiknya giliran para teknokrat untuk memimpin bangsa ini ke-depan-nya. Pak Pry, punya komentar untuk hal ini?

Pryadi Satriana

Adi Prayitno bilang PPP akan solid di KIB. Saya pikir ndhak gitu, akan merapat ke PDIP, yg memberi "restu", tercermin dr cepatnya pengakuan dari MENKUMHAM, yg jg "petugas partai"-nya Mega. Partainya Mega? Lha iyo, lha dikit2 bilang,"Yg tidak setuju silakan mundur/keluar." Kadang saya lupa bahwa kata2 kayak gitu bukan keluar dari mulut Cak Kartolo ... Yo wis ..., ben. Rupanya Mega masih berambisi menduetkan Prabowo-Puan. Saya bukan siapa2, tapi saya mau beritahu Bu Mega, saya sudah lakukan "survei" pribadi, siapa pun yg disandingkan dg Puan malah ndhak kepilih krn Puan itu "kartu mati." Ini bukan pendapat pribadi lho ya, itu pendapat "kanca-koncone Pryadi". Tapi Bu Mega ndhak perlu risau ttg pendapat teman2 saya itu bahwa Puan adalah "kartu mati" karena teman2 saya itu sesungguhnya bukan para pemain kartu. Gitu aja. Maaf kalau ada yg kurang berkenan. Saya hanya sekadar menggunakan hak konstitusional saya untuk berkomentar, apalagi di Disway ada wadah untuk berkomentar. Salam. Rahayu.

Jokosp Sp

Saya pagi coba login, saya hitung setelah tiga kali gagal. Tambahan klik 30 kali lagi tetap gagal. Mau misuh kayak Om Aryo yang jadinya ngambek gag mau baca lagi setelah 27 kali login ?. Wong saya masih diberi mbaca dengan gratis, rasanya kok gag elok mau misuh. Tapi kok hal - hal gini terjadi berulang - ulang ya ? kapan drekrut IT yang jempolan biar bisa mengajari yang SMK - SMK itu ?.

yea aina

Tebakan Pak @MM, ada benarnya pak. Harus 7 kali mencoba login, alhamdulilah baru beberapa menit lalu bisa koment. Topik politik bukan spesialis saya Pak Mirza, saya cuma komentator receh nan pinggiran. Cuma coba melihat dari sudut pandang agak beda untuk topik politik, khususnya. Assalamualaikum Pak Mirza, Salam hormat buat panjenengan.

Kliwon

Terima kasih udah merindukanku pak Mirza. Kalo anak alay sekarang pindah ke Detik Pak. Disana dia jadi komentator antagonis. Komentar²nya selalu mengundang keributan. Tapi emang bener Pak, login ke Disway yg sekarang susahnya Naudzubillah. Keknya bener² tergantung amal perbuatan. Dan kebetulan amal perbuatanku ngeri-ngeri sedap. Pernah suatu Ahad pagi lewat rumah Gadang Injoko. Pas ada grup senamnya pak DI lagi jingkrak² gembira disitu. Sempat pengen mampir bentar buat protes langsung ke pak DI. Cuma mau teriak, "Mau komentar nyinyir di Disway aja susah banget si Pak.."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: