Wow, Sri Mulyani Sebut Subsidi Energi Rp502 Triliun Bisa untuk Pembangunan 3.333, Zulhas Tawarkan Dua Solusi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan gambaran jika subsidi energi yang mencapai Rp502 triliun pada tahun ini jika dialihkan untuk proyek pembangunan bangi kepentingan masyarakat. Foto: jpnn/richardo--
BACA JUGA:Rencana Dada Rosada Usai Bebas dari Lapas Sukamiskin, Sekda Kota Bandung Merespons Begini
Sementara di tempat terpisah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengusulkan agar subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) langsung diberikan untuk rakyat.
Zulhas, sapaan akrabnya, meyakini langkah tersebut sebagai solusi ampuh atas bengkaknya subsidi energi 2022, yang tembus Rp 500 triliun.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun menawarkan dua solusi. Pertama, subsidi energi beralih dari berbasis komoditas menjadi subsidi langsung, dan kedua, mempercepat transformasi energi bersih.
“Subsidi langsung diberikan pada warga kita yang miskin,” ucapnya.
BACA JUGA:Pelaku Kejahatan Seksual Bukan Sekadar Penjara, Tapi Bisa Dimiskinkan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 26 juta orang yang diperkirakan memiliki kebutuhan konsumsi untuk dua motor dan mengkonsumsi 2x3 kilogram LPG per bulan. Sementara listrik, mereka membutuhkan hingga 900 watt.
Menurut dia, dengan subsidi BBM dan LPG warga tak mampu sebesar Rp 500 ribu rupiah per orang per bulan, pemerintah hanya akan menanggung Rp 15 triliun per bulan.
“Angka ini sekitar Rp180 triliun per tahun,” ungkap Zulhas.
BACA JUGA:Luar Biasa! Aksi Penyelamatan Dua Anggota Satlantas Gagalkan Seorang Ibu Loncat ke Sungai
BACA JUGA:Waduh! Penyuap Rektor Unila Ternyata Ketua Sukarelawan Erick Thohir, KPK Lanjutkan Penggeledahan
Pada saat yang sama, pemerintah masih bisa menghemat uang untuk mempercepat Transformasi Energi Bersih. Transformasi Energi Bersih ini bakal menggunakan banyak bahan yang berasal dari dalam negeri. Dengan demikian, menurut hematnya, hal ini sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Tanah Air.
“Sekali lagi PAN menawarkan solusi dari permasalahan bangsa yang akut ini," ebutnya.
Zulhas tidak menampik, pascapandemi COVID-19, ekonomi masih berada dalam status pemulihan dan daya beli masyarakat juga masih rendah. Namun, secara jangka panjang problem ini harus bisa diatasi.
“Sehingga, subsidi tak menyasar lebih banyak pada orang mampu dan kaya. Dengan subsidi langsung, subsidi menjadi tepat sasaran,” tutur Zulhas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn/antara