Bikin Penasaran, Lebih Berbahaya Manakah Plastik Berbahan Polikarbonat atau PET? Begini Kata Peneliti

Bikin Penasaran, Lebih Berbahaya Manakah Plastik Berbahan Polikarbonat atau PET? Begini Kata Peneliti

Perdebatan tentang lebih bahaya mana antar kemasan air minum menggunakan bahan polikarbonat (PC) dengan bahan polyethylene terephthalate (PET) masih terus berlanjut dengan argumennya masing-masing. Foto: kolase net--

Dalam makalah itu, Welle mengungkapkan bahwa monomer PET, seperti etilen glikol hanya dapat bermigrasi dalam jumlah yang sangat kecil ke dalam pangan yang dikemas.

BACA JUGA:Tergiur Punya Untung Berlipat, Pengusaha Laundry Edarkan Uang Palsu, Perhatikan Modusnya!

Mengutip penelitian pada 2004, Welle menunjukkan bahwa tingkat migrasi etilen glikol dari kemasan PET jauh di bawah batas standar yang ditetapkan WHO. 

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker.

“Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker,” ujarnya.

BACA JUGA:Saksikan! Hujan Meteor 29 Hingga 31 Juli 2022, Waktu Terbaik Melihatnya

DR Ahmad Zainal, pakar polimer dari ITB juga menyayangkan adanya narasi yang salah dalam memahami kandungan BPA dalam galon guna ulang berbahan Polikarbonat (PC), yang dihembuskan pihak-pihak tertentu.

Ahmad Zainal mengatakan antara BPA dan PC itu dua hal yang berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik Polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya.

Menurutnya, BPA itu memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC.

BACA JUGA:Mark Zuckerberg Bakal Bikin Instagram dan Facebook Makin Mirip TikTok, Keluarga Kadarshian Protes Tapi Dicueki

Dia mengibaratkannya seperti garam NaCl (Natrium Chlorida), di mana masyarakat bukan mau menggunakan Klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu, tapi yang digunakan adalah NaCl yang tidak berbahaya jika dikonsumsi.

”Jadi dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan dan merugikan,” kata Zainal.

Dia juga berharap berita-berita yang terkait BPA galon guna ulang harus dijelaskan secara ilmiah dan jangan dikontroversikan menurut ilustrasi masing-masing yang bisa menyesatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jawapos.com