Para Pelaku Bully Maut di Tasik Bisa Terancam Pasal Berlapis, Pakar Psikologi Forensik: Jangan Diversi!

Para Pelaku Bully Maut di Tasik Bisa Terancam Pasal Berlapis, Pakar Psikologi Forensik: Jangan Diversi!

Reza Indragiri tidak yakin apabila para pelaku anak-anak dikembalikan ke orang tua dan hanya diberikan pembinaan saja, bisa efektif memberi efek jera kepada mereka. Terlebih, kasus ini mengakibatkan satu nyawa hilang begitu saja. 

"Itu ekspektasi saya. Saya terus terang, tidak yakin bahwa mengembalikan anak-anak itu ke rumahnya dan membina mereka selama enam bulan akan efektif," tuturnya. 

Sebelumnya, murid SD berinisial FH (11) di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, menjadi korban perundungan teman-temannya hingga menyebabkan meninggal dunia. 

Tragisnya, korban dipaksa bersetubuh dengan kucing dan aksi tersebut direkam menggunakan ponsel. Videonya pun menyebar di pesan whatsapp, hingga membuat korban depresi.

Empat Orang Terindikasi Pelaku Pem-bully-an

Empat anak diidentifikasi menjadi terduga pelaku bully hingga berujung maut (kematian) di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.  

"Identifikasi sementara terduganya (pelaku bully) ada empat orang," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto, Kamis 21 Juli 2022.

Empat terduga pelaku bully kepada FH (11), murid SD di Kecamatan Singaparna hingga korban meninggal dunia. 

KPAID Kabupaten Tasikmalaya, kata Ato Rinanto, akan terus mengawal kasus FH itu. 

KPAID juga selain mendampingi keluarga korban, akan mendampingi para terduga pelaku karena masih usia anak-anak. 

"Kami akan dampingi keluarga terduga pelaku juga karena ini penting,” ujar Ato Rinanto.

“Jangan sampai setelah viral, ramai, pelaku juga jadi drop karena jadi korban bully lagi" ungkap Ato Rinanto menjabarkan.

Ato khawatir, para terduga pelaku menjadi korban bully, sehingga tetap terus mendapatkan pengawalan dan pendampingan. 

"Yang kami khawatirkan para pelaku jadi korban bully juga karena kejadian ini,” kata dia. 

“Mereka masih anak-anak juga yang mungkin juga korban karena perkembangan medsos atau lainya. Makanya kami akan dampingi," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: