Kisah Warsini, Tukang Bubur Bisa Naik Haji setelah 12 Tahun Menanti

Kisah Warsini, Tukang Bubur Bisa Naik Haji setelah 12 Tahun Menanti

“Saya juga sering memberi bubur gratis pada yang  mau bubur tapi ngga punya uang. Saya kasih, saya ikhlas sekali, yang saya cari kan tabungan nanti di akhirat, yang penting ikhlas, itu kuncinya,” kata Warsini yang tinggal di wilayah Muara Jawa Balikpapan.

Ia mengaku, di setiap Jumat terkadang mendapat pesanan bubur dari perusahaan-perusahaan yang di sekitar tempat ia jualan. 

“Perusahaan tahu Jumat berkah itu, sehingga banyak pesan untuk karyawannya, jumlahnya ngga tentu, 50-100 porsi. Alhamdulillah senang, disyukurin saja,” terang Warsini yang ketiga anaknya melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi.

Selama melaksanakan rangkaian ibadah haji, ia merasa dimudahkan. Semuanya berjalan lancar.

BACA JUGA:Jemaah Haji Termuda Masih Berstatus Mahasiswi STPN 

Selama di Arafah, ia merasakan panas, tapi hal serupa juga dialami jemaah lainnya. Saat bermalam di Mina dan melempar jumrah, Warsini dan suaminya tidak menemui kendala.

“Saat lempar jumrah dan tawaf Ifadah, seluruhnya alhamdulillah lancar,” katanya. 

Kali permata melihat Kakbah, ia mengaku bahagia, haru, sedih dan bersyukur. Tidak banyak doa yang ia dipanjatkan kepada Tuhan saat itu. 

“Sedih, senang, bersyukur, ya Allah. Doa saya, hanya minta sehat, minta rezeki yang berkah, dan minta ke sini lagi sama anak, cucu, menantu, doa saya begitu saja, sama dengan doa yang dipanjatkan saat di Arafah,” ulasnya. 

Warsini memberikan pesan bahwa kesabaran, ketekunan dan  kebiasaan menabung, akan membawa seseorang sampai pada cita-citanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kemenag.go.id