Soal Mafia Minyak Goreng, Istana dan Mendag Beda Pendapat, Nah Loh

Soal Mafia Minyak Goreng, Istana dan Mendag Beda Pendapat, Nah Loh

Radartasik.com, MOJOKERTO — Harga minyak goreng tidak kunjung turun hingga hari ini. Belakangan, muncul dugaan adanya mafia yang memainkan harga komoditas pangan tersebut.

Menariknya lagi, malah muncul perbedaan pendapat mengenai dugaan adanya mafia minyak goreng di kalangan pemerintah pusat. Nah, loh.

Minggu lalu, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan ada penyelundupan pasokan minyak goreng ke luar negeri yang dilakukan mafia.

Hal itu menyusul kelangkaan minyak goreng yang terjadi belakangan ini.

Menurut Lutfi, seharusnya dengan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) dan Domestic Market Obligation (DMO), kebutuhan minyak goreng bisa terpenuhi setiap bulannya.

”Jadi, ini yang saya sebut bahwa ini perbuatan mafia yang mesti kita berantas bersama-sama,” ungkap Mendag pada rapat bersama DPR pada Kamis (17/3/2022).

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko angkat bicara soal dugaan keterlibatan mafia di balik meroketnya minyak goreng.

”Tidak ada keterlibatan mafia yang sedang memainkan harga minyak goreng. Ini hanya urusan tata niaga,” katanya saat berkunjung ke Mojokerto, Selasa (22/3/2022) malam.

Dia mengungkapkan kenaikan harga minyak goreng tidak dapat dikendalikan karena ditentukan oleh pasar global.

Dia mengatakan pemerintah masih mencari kebijakan yang tepat terkait dengan gejolak pasar global yang memengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas dalam negeri.

”Salah satunya, mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng premium yang bertujuan mendapat keseimbangan melalui mekanisme pasar,” ujarnya.

Moeldoko menjelaskan minyak goreng premium belakangan menjadi langka di pasaran akibat enam pabrik yang tergolong besar di tanah air terpaksa tutup.

”Karena harga CPO di pasar global di atas Rp 14 ribu per liter, mereka kesulitan ketika dipaksa menjual sesuai HET,” tuturnya.

Dampaknya, lanjut dia, supply dan demand tidak seimbang sehingga terjadi kelangkaan di pasaran. 

”Beberapa pabrik minyak goreng yang tutup memengaruhi suplai. Suplai yang terpengaruh akan menaikkan harga. Diharapkan dengan melepas HET akan terjadi keseimbangan baru," ujarnya. 

Keseimbangan yang dimaksud adalah harga minyak goreng premium yang saat ini dirasa makin mahal.

”Saya yakin itu tidak lama. Itulah keseimbangan baru yang semuanya akan ditentukan pasar. Nanti harganya akan makin turun,” ucapnya. (antara/mcr28/mcr13/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: