Kata Pengamat Politik: Penolakan Hasil Pilkada Serentak Gambarkan Realitas Politik yang Belum Ideal
Aksi massa tolak hasil Pilkada di Kantor Bawaslu Kota Tasikmalaya, Jumat 29 November 2024 lalu. rezza rizaldi / radartasik.com--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Gelombang penolakan terhadap hasil Pilkada Serentak terus menjadi isu yang hangat dibahas di berbagai wilayah, termasuk di Kota Tasikmalaya.
Dugaan pelanggaran seperti politik uang dan pengarahan dukungan kepada salah satu pasangan calon menjadi sorotan utama masyarakat.
Fenomena ini juga menarik perhatian pengamat politik asal Tasikmalaya, Dr. Erlan Suwarlan, yang memberikan pandangan mendalam terkait situasi ini.
Dr. Erlan menganggap penolakan hasil Pilkada sebagai cerminan dari realitas politik saat ini yang masih jauh dari ideal.
BACA JUGA:Kecelakaan Tragis di Jalan Cadas Pangeran: Angkot Terguling, Dua Pengendara Motor Tertabrak
Menurutnya, protes dan ketidakpuasan terhadap proses demokrasi ini seharusnya menjadi bahan introspeksi bersama bagi semua pihak, mulai dari penyelenggara pemilu hingga masyarakat secara umum.
“Penolakan ini harus menjadi pelajaran penting untuk kita semua. Saya termasuk yang berpendapat bahwa proses politik saat ini belum atau bahkan tidak baik-baik saja. Ada banyak hal yang perlu diperbaiki secara terus-menerus,” ungkap Erlan kepada wartawan, Rabu 4 Desember 2024.
Ia menegaskan bahwa pembenahan tidak hanya cukup dilakukan pada aspek teknis seperti regulasi, tetapi juga harus menyentuh mentalitas, budaya politik, hingga komitmen dari para aktor politik.
“Regulasi yang baik tanpa didukung mentalitas dan budaya politik yang sehat hanya akan menjadi aturan di atas kertas. Komitmen dari semua pihak juga sangat diperlukan agar proses demokrasi berjalan lebih matang,” jelasnya.
Terkait penolakan hasil Pilkada, Erlan menyarankan agar penyelesaian dilakukan secara elegan melalui mekanisme yang telah disediakan.
Ia mengingatkan bahwa menghormati hasil akhir merupakan wujud kedewasaan politik yang harus dijunjung tinggi oleh semua pihak.
“Setiap perbedaan atau perselisihan hendaknya ditempuh melalui jalur yang ada, seperti Bawaslu atau lembaga hukum. Apapun hasilnya nanti, semua pihak harus bisa menerimanya dengan lapang dada,” tegasnya.
Selain itu, Erlan menyoroti isu menurunnya partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak. Fenomena ini menurutnya menjadi salah satu indikator yang harus dievaluasi oleh penyelenggara pemilu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: