Penyelenggaraan Seleksi Calon Sekda Kota Tasikmalaya Tertutup, Curiga Ada Kepentingan ...
Aktivis mahasiswa Tasikmalaya, Dikri Rizki Ramadhan. istimewa--
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Aktivis mahasiswa Tasikmalaya, Dikri Rizki Ramadhan, menyuarakan kritik terhadap proses seleksi terbuka atau open bidding untuk posisi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya.
Ia mempertanyakan alasan penyelenggaraan assessment yang dilakukan secara tertutup dan berlokasi di luar kota, yaitu di Bandung.
Menurut Dikri, langkah ini semakin memperlebar jarak antara pemerintah dan masyarakat.
"Pasti ada alasan di balik pelaksanaan open bidding sekda yang dilakukan secara private di Bandung. Padahal, Kota Tasikmalaya memiliki banyak lokasi yang layak untuk kegiatan tersebut," ujarnya kepada Radar Tasikmalaya.
BACA JUGA:Dengan BRImo Mudahkan Transaksi, Pembayaran Tiket Hingga Top Up E-Wallet
Dikri menyoroti momen politik yang sedang memanas menjelang Pilkada 2024, dan mencurigai adanya potensi kepentingan politik dalam proses seleksi ini.
"Kenapa harus di Bandung? Apakah pemerintah tidak risih melakukan assessment di luar kota, terutama ketika situasi politik menjelang Pilkada begitu panas?" tanyanya.
Ia juga menilai bahwa keputusan Pansel untuk menyelenggarakan seleksi di Bandung semakin memperkuat dugaan adanya motif tersembunyi.
"Kalau memang materi assessment bersifat privat, kenapa tidak dilakukan di Tasikmalaya saja? Netralitas Pansel perlu dipertanyakan dalam menentukan hasil open bidding ini," tegasnya.
BACA JUGA:DPC PKB Kota Tasikmalaya Silaturahmi dengan NU: Sinergi Kuat untuk Kemenangan di Pilkada!
Meski seleksi dilakukan sesuai ketentuan, Dikri merasa keputusan Pansel tidak cukup untuk menentukan siapa yang pantas menjadi Sekda.
Ia mengkhawatirkan bahwa hal ini akan semakin menjauhkan pejabat dari masyarakat.
"Sekda dan pejabat di Bale Kota Tasikmalaya sering tidak dikenal masyarakat. Saat posisinya dilelang dan diisi, warga hanya tahu tiba-tiba sudah ada yang baru, tanpa transparansi," tambah mahasiswa Pascasarjana STIA YPPT Priatim itu.
Dikri juga mencurigai adanya kepentingan politik yang ingin dicapai melalui proses ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: