Lorong Merah Putih di Kampung Cibahong Kabupaten Tasikmalaya, Persembahan Warga untuk Indonesia

Lorong Merah Putih di Kampung Cibahong Kabupaten Tasikmalaya, Persembahan Warga untuk Indonesia

Lorong Merah Putih di Kampung Cibahong, RT 019, RW 08, Desa Sukamenak, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, belum lama ini 31 Agustus 2024. istimewa--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Di tengah semarak perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 atau Agustusan, warga Kampung Cibahong di Kabupaten Tasikmalaya menghidupkan kembali semangat gotong royong dengan menciptakan lorong merah putih sepanjang 250 meter. 

Kampung Cibahong terletak di RT 019, RW 08, Desa Sukamenak, Kecamatan Sukarame. Lorong ini menjadi saksi bagaimana kebanggaan terhadap tanah air diwujudkan dalam karya nyata.

Berjalan menyusuri lorong ini, pengunjung disambut pemandangan menakjubkan dari ratusan topi caping atau cotom yang tergantung berderet, disinari lampu-lampu kecil yang memancarkan cahaya temaram di malam hari. 

Tidak hanya itu, kehadiran dua gapura ikonik di setiap pintu masuk menambah kemeriahan. 

BACA JUGA:Rumor Transfer Persib Ini Penjelasan Bojan Hodak Terkait Masa Depan Abdul Aziz dan Zalnando, Jadi Dipinjamkan?

Di sisi timur, gapura setinggi 7 meter dengan motif bunga menjadi simbol profesi warga sebagai pengrajin bordir. Sedangkan di sisi barat, gapura Lam Alif berdiri kokoh, melambangkan identitas Kabupaten Tasikmalaya.

Di tengah lorong, patung Garuda yang megah menarik perhatian setiap orang yang lewat. 

Dibuat dari besi setebal 6 milimeter, patung ini dihiasi ornamen bambu dan kayu, serta diapit foto-foto pahlawan proklamator Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, memberikan sentuhan sejarah yang mendalam.

"Ini adalah bentuk cinta kami kepada Indonesia," ujar Badrudin, tokoh masyarakat Kampung Cibahong, belum lama ini, 31 Agustus 2024. 

BACA JUGA:Satgas TMMD ke-121 Kodim 0612/Tasikmalaya Gelar Penyuluhan Stunting di Kecamatan Pancatengah

"Setiap tahun, kami selalu berusaha membuat sesuatu yang spesial untuk HUT RI, dan tahun ini kami memilih untuk kembali menggunakan cotom dan lampu biasa yang memberikan kesan tradisional dan akrab," sambungnya.

Proses pembuatan lorong ini tidaklah singkat. Warga memulai persiapan sejak 1 Juli 2024 lalu, menghabiskan waktu sebulan penuh dengan dana sekitar Rp 15 juta yang diperoleh dari sumbangan masyarakat setempat. 

"Kami ingin menunjukkan bahwa dengan semangat kebersamaan, kita bisa membuat sesuatu yang indah dan berarti," tambah Badrudin.

Selain lorong, pengunjung juga bisa menikmati berbagai spot foto menarik, termasuk replika pesawat dan kupu-kupu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: