Cinta Bule Amerika Berujung Derita, Penjara Memisahkannya dari Istri dan Anak Tersayang, Hukuman Mati Menanti

Cinta Bule Amerika Berujung Derita, Penjara Memisahkannya dari Istri dan Anak Tersayang, Hukuman Mati Menanti

Kisah cinta bule Amerika Arthur Leigh Welohr dengan gadis Kora Banjar Siti Bashiroh nikahnya dengan wali Ustadz H Jamal saudara sepupu mempelai wanita.-radartasik.com-

Beragam komentar netizen pun berseliweran. Terutama yang menyesalkan gagalnya  peristiwa berdarah itu diantisipasi.

BACA JUGA:BOCORAN Spesifikasi Duo Ninja Kawasaki Tanpa BBM yang Akan Diluncurkan Oktober 2023, Harganya Berapa?

Netizen menyoroti latar belakang sebelum pembunuhan. Pelaku sudah dilaporkan dan diperiksa Polres Banjar.

Ada netizen yang menyesalkan kenapa tidak dilakukan penahanan karena sudah terbukti melakukan perusakan.

Tidak saja netizen, tokoh Kota Banjar yang pernah menjabat Wakil Wali Kota Banjar dua periode H Akhmad Dimyati,  juga angkat bicara. 

Kepada Radartasik.com.via telepon Akhmad Dimyati mengungkapkan keherannanya. 

BACA JUGA:Samsung A34 5G Turun Harga? Layar Super AMOLED, Prosesor Octa Core yang Powerful, Cek Spesifikasi di Sini

“Harusnya setelah bule Amerika itu melakukan perusakan yang brutal, lebih diawasi untuk mengantisipasi terjadinya hal buruk,” ujar Dimyati.

“Terbukti setelah kejadian itu malah diulangi dengan lebih brutal dan sadis. Sampai ada korban meninggal Pak Agus Sopian itu,” sesal Dimyati.

Menurut Dimyati, pelaku yang merupakan Warga Negara Asing (WNA), ketika berulah yang melanggar hukum Indonesia harus lebih diperhatikan.

“Termasuk keberadaannya di Kota Banjar, apa aktivitasnya, itu dimonitor benar. Maka dengan kejadian ini menurut saya semua kecolongan,” tanda Dimyati yang juga ketua umum Aksioma Kota Banjar ini.

BACA JUGA:Wow Tablet Super Tipis dengan Fitur Mewah Cuma Huawei MatePad Pro

Sebab, lanjut Dimyati, kalau peka melihat dan mendapat laporan ada orang asing mengamuk,  bahkan sampai berani merusak di rumah orang Indonesia dengan brutal, harusnya dilakukan tindakan kepada pelaku.

“Saya katakan ini kecolongan. Gagal mengantisipasi atau mendeteksi potensi kejahatan. Sedangkan fakta pemicunya sudah ada dan sudah dilaporkan oleh korban semasa hidup!” tegas pelaku.

Tetapi lanjut Dimyati, sekarang sudah terjadi. “Mau diapakan lagi. Sudah jatuh korban jiwa. Tinggal polisi memprosesnya dengan optimal agar keadilan benar-benar tegak,” harap Kang Dim, sapaan akrab pria bertubuh tinggi tegap ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: