SMAN 3 Kota Banjar Bersiap Terima Kunjungan dari Australia, Lanjutan Program BRIDGE yang Diikuti 2 Guru

SMAN 3 Kota Banjar Bersiap Terima Kunjungan dari Australia, Lanjutan Program BRIDGE yang Diikuti 2 Guru

Encang Zaenal Muarif dan Krisma Yuanti, guru SMAN 3 Kota Banjar yang mengikuti Program BRIDGE ke Australia.-Foto: ato sugiarto/radartasik.disway.id-

BACA JUGA:Perjalanan Surabaya Menuju Bandara Juanda Semakin Cepat Asal...

"Satu kelas diisi paling banyak 20 siswa dan mata pelajaran pun pilihan ditentukan berdasarkan minat siswa," tuturnya. 

Selain itu, mata pelajarannya pun maksimal 6 pelajaran ketika waktu selesai belajar siswa sudah boleh dippersilahkan untuk pulang meski bukan waktu jam pulang sekolah. 

"Jadi siswa di UC College Secondary School Canberra belajarnya santai, nyaman, bahagia tapi pada pintar-pintar," kagum Encang. 

Kurikulum di Australia pun berbeda dengan di Indonesia, pasalnya kurikulum yang digunakan dari pihak sekolah yang menyusun sendiri. 

BACA JUGA:Konser Dewa 19 di Tasikmalaya Juga Dimeriahkan Rossa, Tipe X, Rafael Duta Seblak dan Gofar Hilman

Konsepnya yaitu under standing by desain. Penerapannya pada proses berfikir dan memahami bukan menghafal, santai tapi pada pintar siswanya. 

"Di Indonesia baru menerapkan kurikulum merdeka, dan itu hampir ke arah sana. Hanya untuk implementasinya belum bisa diaplikasikan, mudah-mudahan kedepannya baru bisa," tegasnya. 

Krisma Yuanti mengaku tidak percaya dan sangat menyenangkan bisa ikut dalam program BRIDGE belajar banyak hal, di undang KBRI Canberra untuk Indonesia. 

"Bisa melihat kurikulum yang berbeda di negara maju seperti Australia. Terlebih di sana multi kultur, siswamya dari berbagai negara," katanya.

BACA JUGA:Waspadai Obat Pereda Flu Tercemar Etilen Glikol, Simak Mereknya

Diakuinya banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa diimplementasikan nanti di SMAN 3 Kota Banjar khusus mata pelajaran Sosiologi. 

"Seperti Diferensiasi dan Statifikasi Sosial. Kalau Diferensiasi lebih ke agama, sedangkan Statifikasi Sosial ke arah lapisan masyarakat, kelas atas, menengah dan bawah," jelasnya.

Lanjut dia, toleransi di sana sangat tinggi, saling menghargai, segala budaya dan semua ras ada di Australia.

Selain itu, penggunaan bahasa Inggris di sana berbeda karena menggunakan Brithish dan pengucapannya lebih cepat beda dengan bahasa Inggris Amerika. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: