Dibalik Ketajaman Pedang Bambu KH Zainal Mustofa saat Perang Melawan Jepang di Sukarame, Tasikmalaya
'Harta Karun' dari Tasikmalaya berupa sebilah Pedang Bambu yang digunakan para santri KH Zaenal Mustofa saat berperang melawan Jepang di Sukarame, Tasikmalaya. istimewa--
BACA JUGA:10 ‘Harta Karun’ dari Tasikmalaya Berwujud Batu Mulia, Ada Emas Hingga Kecubung
"Kedua santri ini diperintah oleh Abah Mustofa untuk membuatnya (pedang bambu), yang akan digunakan untuk persiapan perang," terangnya.
Setelah pedang bambu itu selesai dibuat, beber dia, KH Zainal Mustofa mengumpulkannya dan membacakan doa sebelum berangkat berperang melawan Jepang.
"Menurut salah satu santri yang masih hidup, pedang-pedang bambu tersebut dibacakan doa oleh Abah Mustofa sebelum berperang," beber KH Atam.
Pada pedang bambu tersebut, tambah dia, tertulis lafad dzikir (Laa ilaaha illallah) dengan panjang 60 sentimeter.
BACA JUGA:5 Motif Batu Jasper, Harta Karun Tasikmalaya Masuk Kategori Mana?
"Informasi ini diberikan oleh salah satu santri yang masih hidup dan pernah berperang melawan Jepang bersama para santri Abah Mustofa. Saat ini santri tersebut sudah tiada, yang terakhir adalah Abah Oot," tambahnya.
Pedang bambu tersebut, jelas dia, digunakan oleh KH Zainal Mustofa dalam pertempuran pada hari Jumat setelah melaksanakan salat Jumat. Salah satu lokasi pertempuran tersebut terjadi di Kampung Sukamanah (Cihaur), Desa Sukarame, Kecamatan Sukarame.
Meskipun hanya menggunakan pedang bambu yang menyerupai pedang, para santri mampu menjaga diri dan mengalahkan tentara Jepang.
"Menurut sejarah, pedang bambu ini memiliki ketajaman seperti pedang besi, meskipun terbuat dari bambu kuning," jelas KH Atam.
BACA JUGA:Wow, 3 Pemain Baru Persib Akan Datang, Bojan Hodak Sudah Hilang Kesabaran dengan David da Silva?
Awalnya, barang-barang pedang bambu tajam tersebut dirampas oleh tentara Jepang, dan beberapa yang tersisa dibawa ke Bandung untuk disimpan di museum.
Saat ini, masih ada satu pedang bambu yang digunakan oleh santri KH Zainal Mustofa saat itu.
"Pedang bambu tersebut masih ada di Sukamanah dan diserahkan oleh cucu seorang santri yang turut berperang dengan bambu tersebut," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: