Dibalik Ketajaman Pedang Bambu KH Zainal Mustofa saat Perang Melawan Jepang di Sukarame, Tasikmalaya
'Harta Karun' dari Tasikmalaya berupa sebilah Pedang Bambu yang digunakan para santri KH Zaenal Mustofa saat berperang melawan Jepang di Sukarame, Tasikmalaya. istimewa--
Dibalik Ketajaman Pedang Bambu KH Zaenal Mustofa saat Perang Melawan Jepang di Sukarame, Tasikmalaya
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Bambu adalah jenis tumbuhan beruap yang termasuk dalam keluarga Poaceae atau rumput-rumputan. Bambu memiliki batang yang kuat, serat yang fleksibel, dan pertumbuhan yang cepat.
Tumbuhan ini ditemukan di berbagai daerah di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Bambu memiliki peran penting dalam budaya, ekonomi, dan lingkungan di Indonesia.
Di Indonesia terdapat belasan jenis bambu. Ada bambu kuning, hitam, petung, emprit, tali putih, tempurung, pucuk, apus dan lain sebagainya.
Bambu ini tak hanya menjadi bahan dasar seni kerajinan, pangan dan lainnya. Namun dalam catata sejarah, bambu menjadi bahan penting yang digunakan para pahlawan dan pejuang kemerdekaan untuk mengusir penjajah.
Seperti halnya di Tasikmalaya, bambu digunakan sebagai bahan dasar senjata. Senjata tersebut dikenal dengan nama pedang bambu, alias pedang yang terbuat dari bambu.
Pedang bambu ini adalah senjata tradisional yang terbuat dari bambu kuning yang memiliki ketajaman setara dengan pedang besi.
Senjata ini digunakan oleh KH Zainal Mustofa, pahlawan nasional dari Kabupaten Tasikmalaya, dalam perjuangannya melawan penjajahan pasukan Belanda dan Jepang.
BACA JUGA:Gerhana Matahari Cincin Api, Akan Muncul Oktober 2023
Meskipun terbuat dari bambu, pedang ini mampu digunakan para santri untuk melawan dan mengalahkan tentara Jepang, membuktikan kemampuan serta ketangguhan mereka dalam mempertahankan tanah air.
KH Atam Rustam, cucu ketiga dari Istri Pertama KH Zainal Mustofa mengungkapkan, pedang bambu yang digunakan kakeknya sebagai senjata dalam perang melawan Jepang dan Belanda ternyata dibuat oleh seorang santri.
"Berdasarkan informasi dari salah satu santri yang ikut berperang bersama Abah (panggilan akrab KH Atam kepada kakeknya, KH Zainal Mustofa, Red), bambu tersebut dibuat oleh seorang santri," ungkapnya kepada radartasik.com, Selasa 15 Agustus 2023.
Pedang bambu tersebut, terang dia, dibuat oleh seorang santri warga Sukamanah, Kecamatan Sukarame dan Cicangkudu, Kecamatan Mangunerja, Kabupaten Tasikmalaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: