Ritual Seks di Gunung Kemukus, Ingin Kaya Ratusan Peziarah Bukan Pasutri Bersetubuh Masal

Ritual Seks di Gunung Kemukus, Ingin Kaya Ratusan Peziarah Bukan Pasutri Bersetubuh Masal

Ritual seks di Gunung Kemukus berpuluh tahun menjadi imej buruk kawasan wisata religi di Kabupaten Sragen .-dok jatengprov-

Kalau sepasang suami istri datang ke sana maka masing-masing harus berhubungan badan dengan orang lain.

Begitulah syarat nyeleneh ritual seks di kawasan Gunung Kemukus yang diyakini para peziarah pengharap kekayaan instan.

Jadilah di atas Gunung Kemukus itu ratusan pasang manusia bukan pasangan sah melakukan ritual hubungan intim secara masal.

Kawasan Gunung Kemukus itu penuh dengan pasangan yang fokus ritual seks. 

Anda kalau ke sana pas malam ritual, akan sulit melangkah sebab hampir setiap jengkal tanah ada pasangan yang lagi melakukan ritual hubungan intim.

Pasangan-pasangan itu tidur bersama dalam satu sarung. Salah-salah bisa tersandung sarung-sarung berisi pasang peziarah. 

Ya, karena saking padatnya para peziarah yang ingin kaya atau usahanya lancer dan sejenisnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah rupanya jengah dengan imej negative Gunung Kemukus sebagai tempat ritual seks.

Pemerintah setempat berupaya meniadakan kegiatan asusila berupa hubungan seks bukan muhrim di kawasan Gunung Kemukus.

Kawasan itu berupaya disulap menjadi kawasan religi yang sesungguhnya. Yakni berziarah ke makam Pangeran Samudra tanpa ada ritual aneh di Gunung Kemukus.

Seperti dilansir dari jatengprov.go.id bahwa gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berulangkali mengingatkan masyarakat sekitar Gunung Kemukus.

Terutama meminta masyarakat sekitar Gunung Kemukus menjaga wilayah tersebut dari tindak asusila seperti ritual seks. Sebab sejarah yang benar Pangeran Samudra merupakan murid Sunan Kalijaga. Bukan sosok orang yang diimejkan buruk seperti versi yang diyakini peziarah.

Sebab ritual itu dapat merusak imej Gunung Kemukus sebagai objek wisata religi. 

Langkah nyata meniadakan tindak asusila ritual seks di Gunung Kemukus, pemerintah setempat terus berupaya menyajikan agenda wisata yang menarik di tempat itu. 

Seperti larab slambu yang diadakan setiap bulan suro, sedekah bumi, dan wayangan pada bulan sura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: