Ironi Kawasan Pedestrian Cihideung, Dana Rp11 Miliar Hasilkan Kemelut!

Ironi Kawasan Pedestrian Cihideung, Dana Rp11 Miliar Hasilkan Kemelut!

Beginilah suasana kawasan Pedestrian Cihideung sebelum ditempati kembali oleh PKL bisa jadi arena publik yang nyaman.-Foto: dok radartasik.disway.id-

Keluhan dari pemilik toko di sepanjang Jl Cihideung pun muncul. Mereka terganggu kalau PKL over jumlahnya sampai kuasai badan jalan. Plus stanby 24 jam di kawasan itu.

Pernah ada warga yang tinggal di deretan toko itu ibunya sakit lalu dirawat di Bandung. Ibunya tersebut meninggal. Dia kebingungan membawa jenazah tidak bisa disemayamkan di rumah duka. 

BACA JUGA:Dapatkan Skill Gamer Level Dewa di Ajang Samsung Galaxy Gaming Academy, Cek Link Pendaftarannya

Sebab tokonya tertutup lapak-lapak PKL. Akhirnya jenazah sang ibu diurus dan dimakamkan di Bandung. 

Ada juga keluhan warga pemilik toko kalau tiap pagi harus bersihkan depan tokoya. “Suka bau pesing. Kan mereka 24 jam ya tidur di lapak juga. Mungkin ada yang kebelet kencing ya di sana saja. Ngalir ke depan toko saya,” gerutu salah seorang pemilik toko kepada Radar.com.

Begitu kawasan Cihideung dibongkar para pemilik toko senang. Setidaknya akan berubah tidak kumuh lagi. 

“Kami tidak benci PKL. Malah diuntungkan adanya PKL kan toko juga jadi banyak pengunjung. Asal rapi saja,” tutur Tjong Djoen Mien, pemilik Asia Toserba Cihideung.

BACA JUGA:3 Kabar Dahsyat di Hari Arafah Bagi Umat Islam

Tjong Djoen Mien mengaku kecewa dengan penataan kawasan Pedestrian Cihideung yang tidak jelas arahnya.

Dirinya kesal dengan sikap pejabat instansi yang terkait penataan Cihideung. Pengalaman pahit dia rasakan ketika dulu ikut menandatangani pemberian gerobak PKL.

Gerobak itu aturannya hanya beroperasi pagi sampai sore lalu dibawa pulang. Tapi kenyataannya gerobak PKL malah 24 jam di Jalan Cihideung. 

Lalu menjadi bertambah oleh lapak-lapak jualan hingga menghabiskan separuh badan jalan.

“Saya malu dengan pemilik-pemilik toko lainnya. Kok jadi begini, kesepakatan tidak dipatuhi. Pemerintah bertahun-tahun tidak melakukan penertiban. Muka saya di mana jadinya,” ujar pria yang dikenal dermawan ini.

Ketika ada penataan lagi menjadi Kawasan Pedestrian Cihideung, Tjong Djoen Mien kembali kecewa. 

Sebab malah tidak ada akses kendaraan sama sekali. “Pemilik toko mau bongkar muat barang susah. Kalau ada warga yang sakit susah juga. Pernah ada yang sakit sampai digotong karena mobiltidak bisa masuk," keluhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: