Ironi Kawasan Pedestrian Cihideung, Dana Rp11 Miliar Hasilkan Kemelut!

Ironi Kawasan Pedestrian Cihideung, Dana Rp11 Miliar Hasilkan Kemelut!

Beginilah suasana kawasan Pedestrian Cihideung sebelum ditempati kembali oleh PKL bisa jadi arena publik yang nyaman.-Foto: dok radartasik.disway.id-

Belum lagi ada keramaian malam hari. Seperti event-event sampai larut malam. “Kami kapan bisa istirahat. Terganggu sekali. Ini pemerintah kota maunya bagaimana. Tidak jelas banget,” ujar ayah dua anak ini.

Bukan pemilik toko saja, ternyata warga Kota Tasikmalaya pun kecewa dengan fungsi kawasan Pedestrian Cihideung yang kembali semerawut.

Mereka berharap kawasan Pedestrian Cihideung bisa kembali menjadi ruang public. “Ditata lagi agar bisa santai di sana,” pinta Irma Srimulyani.

“Sebaiknya kembali ke rencana semula untuk ruang terbuka publik yang estetika, cantik, dan nyaman,” ujar Kania Dewi.

Shinta warga Kota Tasikmalaya lainnya juga meminta penataan. “Kalau pendapat saya lebih baik ditata kembali

 “Ya harus konsisten dengan apa yang dikonsep dan direncanakan,” terangnya.

 

Berubahnya fungsi kawasan Pedestrian Cihideung menjadi kawasan mirip pasar tumpah, membuat legeslatif geram juga.

Masalahnya dana yang digunakan tidak sedikit yakni lebih kurang Rp11 miliar.

Seperti disampaikan Enan Suherlan ketua komisi III DPRD Kota Tasikmalaya.

Enan mengingatkan agar pihak eksekutif di Pemkot Tasikmalaya tidak memaksakan untuk menempatkan 231 PKL di kawasan Pedestrian Cihideung. 

“Karena itu sudah bertentangan dengan konsep pedestrian. Tinggal cari solusi untuk PKL,” katanya.

 

Kata politisi muda ini pejabat-pejabat yang bertanggung jawab urusan kawasan Pedestrian Cihideung harus tegas sikapnya.

Termasuk saat harus merelokasi PKL di sana. Kalau nanti ada penolakan hal biasa. Kebijakan itu tidak akan memuaskan semua pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: