Ironi Kawasan Pedestrian Cihideung, Dana Rp11 Miliar Hasilkan Kemelut!

Ironi Kawasan Pedestrian Cihideung, Dana Rp11 Miliar Hasilkan Kemelut!

Beginilah suasana kawasan Pedestrian Cihideung sebelum ditempati kembali oleh PKL bisa jadi arena publik yang nyaman.-Foto: dok radartasik.disway.id-

Ironi Kawasan Pedestrian Cihideung, Dana Rp11 Miliar Hasilkan Kemelut!

 

RADARTASIK.COM - Maksud hati menata kawasan pedestrian Cihideung. Apa daya dana Rp11 miliar malah hasilkan kemelut berkepanjangan.

Entah bagaimana pemikiran mereka yang ‘dibendo’ alias para penggagas penataan kawasan pedestrian Cihideung.

Mungkin terinspirasi lagu ‘entah siapa yang salah’. Jadinya seperti saling lempar tanggung jawab ketika masalah di kawasan pedestrian Cihideung mengemuka.

Berikut ini Radartasik.com rangkum komentar warga, pengusaha, politisi, akademisi dan ulama tentang perkembangan penataan kawasan Pedestrian Cihideung yang sebelumnya diliput semua media di bawah grup Radar Tasikmalaya.

BACA JUGA:BPBD Tasikmalaya Mulai Siaga Hadapi Musim Kemarau

Awal selesai penataan banyak warga yang gembira. Bahkan Gubenur Jawa Barat Kang Emil saja memuji pisan. Kang Emil sampai mau gelontorkan dana lagi untuk menambah penataan di kawasan sekitar Jl Hazet dan yang lainnya.

Penataan kawasan pedestrian Cihideung yang bersamaan dengan sebagian kawasan Jalan Hazet, Pemkot Tasikmalaya menghabiskan anggaran lebih kurang Rp 11 miliar.

Alih-alih menjadikan kawasan pedestrian Cihideung dan Hazet yang indah dan nyaman, eeeh malah jadi areal mirip pasar tumpah. Kawasan Cihideung dikuasai PKL sehingga ruang publik tidak ada lagi

Adat ka kurung ku iga kata pepatah Sunda. Kawasan Pedestrian Cihideung ya begitu lagi kondisinya kalau dominan PKL; kumuh bin semerawut! 

BACA JUGA:Wow 35 Menit Perjalanan Tasik-Jakarta, Maskapai CitiLink Siap Mengudara?

Dulu entah ide siapa tiba-tiba ada program memberi gerobak ke PKL. Perencanaan dan pengawasannya tidak matang, gerobak PKL jadi ‘beranak-anak’. Parahnya gerobak itu jadi diam permanen di Jalan Cihideung. 

Tidak cukup gerobak ternyata. Keserakahan PKL Tumbuh dengan membangun tenda-tenda lapak jualan. Sim salabim kawasan Jalan Cihideung berganti wajah jadi super kumuh. Hancur-hancuran pokoknya. Badan jalan pun ‘dikuah’ lebih dari 50 % jadi tempat lapak jualan PKL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: